Tak Pulangkan Para Pendatang dari Luar Jakarta, Heru: Mereka Punya Hak Untuk DatangĀ  - Telusur

Tak Pulangkan Para Pendatang dari Luar Jakarta, Heru: Mereka Punya Hak Untuk DatangĀ 

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Foto: telusur.co.id/Tegar).

telusur.co.id - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan pihaknya tak akan memulangkan para pendatang dari luar Ibu Kota pasca cuti lebaran 2023. Namun, ia menegaskan, bagi para pendatang tersebut sebelum datang ke Jakarta harus memiliki pekerjaan tetap terlebih dahulu di kota metropolitan.

"Ya, kan kita tidak bisa (memulangkan paral pendatang), mereka kan punya hak untuk datang cuma kita minta mudah-mudahan yang datang itu sudah ada pekerjaan yang pasti dan seterusnya," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, dikutip Jumat (28/4/23).

Selain itu, eks Wali Kota Jakarta Utara itu mengaku, pihaknya pernah memulangkan para pendatang yang menjadi pemulung di Ibu Kota. Pemulangan tersebut dilakukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta.

"Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita, pemulung segala macam kita kembalikan (pulangkan ke tempat asalnya)," ungkap Heru.

"Kita kumpulkan di Dinas Sosial kalau mereka mau pulang," sambungnya.

Sebelumnya, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta melaporkan, adanya peningkatan penduduk Ibu Kota dari tahun 2021 ke 2022.

Kepala Disdukcapil DKI Jakarta, Budi Awaludin mengatakan, peningkatan penduduk di Ibu Kota terjadi karena banyaknya pendatang dari luar Jakarta yang ingin mengadu nasib.

"Ada sedikit kenaikan dari tahun 2021 ke 2022 karena memang Jakarta ini punya daya tarik tersendri. jadi banyak penduduk yang ingin mengadu nasibnya ke Jakarta," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/2/23).

Budi mengungkapkan, beberapa tahun belakangan ini sekitar 75% datang ke Jakarta dengan status baru lulus SMA dan 50%  dari para pendatang tidak punya keterampilan.

"Memang trennya dari beberapa tahun belakangan ini yang datang ke jaakrta itu hampir 75% mereka adalah SMA sederajat ke bawah. dan hampir 50% mereka tidak punya keterampilan," ujar Budi. [Fhr]


Tinggalkan Komentar