telusur.co.id - Panel Survei Indonesia (PSI) menggelar survei opini masyarakat terkait Pemetaan keadaan sosial Politik pada masyarakat jelang Pemilu serentak 2024.
Koordinator Panel Surya Indonesia, Permadi Yuswiryanto mengatakan, survei digelar untuk memetakan keadaan sosial dan politik yang terjadi di tengah tengah masyarakat jelang Pemilu 2024 yang semakin dekat, serta isu-isu nasional yang baru-baru ini menghangat.
"Survei ini dilakukan terhadap 2160 responden di seluruh Indonesia pada 6-20 Mei 2022. Survei yang dilakukan melalui wawancara via telepon ini menggunakan metode simple random sampling, dengan margin of error sebesar 2,11 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," kata Permadi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/5/22).
Ada beberapa survei terhadap isu politik survei yang dilakukan olehnya, salah satunya soal rencana penundaan pemilu 2024, yang dicetuskan oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
"Namun hasilnya sangat berbeda Ketika Panel Survei Indonesia melakukan survei, di mana sebanyak 89,2 persen masyarakat menolak penundaan pemilu 2024, dan hanya 6,40 persen yang mendukung. Sedangkan yang tidak mmemberikan jawaban sebanyak 4,4 persen," katanya.
Dari penolakan penundaan pemilu itu, Survei lalu membahas empat menteri yang berencana maju sebagai calon Presiden. Keempat menteri tersebut yakni, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
"Menurut survei, mayoritas dari responden atau 40,8 persen memilih Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, kemudian sebanyak 32,2 persen memilih Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, sebanyak 7,7 persen memilih Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan sebanyak 2,7 persen memilih, Menteri BUMN Erick Thohir dan tidak memilih sebanyak 16,5 persen," tegasnya.
Pertanyaan berlanjut kepada Pemetaan Preferensi Politik pada Masyarakat terhadap sosok tokoh yang akan dipilih jika pemilihan Presiden digelar pada hari ini, maka nama Airlangga terpilih dengan persentara 14.3 persen sebagai sosok paling dipilih sebagai presiden jika Pemilu diadakan hari ini. Selanjutnya ada nama Andika Perkasa 14,3 persen dan Prabowo Subianto yang mendapat 9,6 persen.
"Diikuti Ganjar Pranowo 9,2 persen, serta menteri keuangan Sri Mulyani 5,7 persen, Anies Baswedan 3,7 persen, Khofifah Indarparawansa 3,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,2 persen, Puan Maharani 2,2 persen, Ridwan Kamil 1,8 persen. Kemudian Muhaimin Iskandar 1,7 persen, Sandiaga Uno 1,4 persen dan Erick Thohir 0,8 persen, dan tidak memilih sebanyak 22,9 persen," ucapnya.
Peningkatan elektabilitas Airlangga berimbas pada meningkatnya persentase suara Golkar. Dari hasil survei nasional pemetaan preferensi politik pada masyarakat terhadap parpol jelang Pemilu Serentak 2024, hanya tujuh partai yang memiliki suara di atas 4 persen berdasarkan pilihan dari 2.160 responden.
"Jika Pemilu digelar hari ini, secara rincian elektabilitas dari keenam parpol tersebut adalah Golkar yang meraih angka 16,9 persen, PDIP 16,2 persen, Gerindra 16,1 persen, Nasdem 6,4 persen, PKS 5,6, Demokrat 5,2 persen, PKB 4,7 persen. Sementara PPP meraih 2,2 persen, PAN 2,2 persen, dan PRIMA 2,2 persen, Perindo 1,3 persen, Partai Garuda 1,3 persen, Partai Buruh 1,2 persen, PSI 0,9 persen, PBB 0,9 persen, Gelora 0,7 persen, Hanura 0,2 persen, Berkarya 0,1 persen dan Partai Ummat 0,1 persen," papar Permadi.
Sementara itu, Pengamat politik Ziyad Falahi mengatakan, bahwa Airlangga Hartarto bukan tokoh politik yang latah. Sehingga kecenderungan elektabilitas Partai Golkar justru semakin naik.
"Sebagaimana dengan melibatkan stand up comedy karena politisi hanya ingin kelihatan lucu. Ibarat pendekar sakti, Airlangga cukup santai saja, Golkar tetap mampu naik elektabilitasnya. Inilah kejelian Airlangga, tidak perlu sok-sokan kelihatan fun demi dianggap lucu," tegasnya. (Ts)