telusur.co.id - Kasus tewasnya Brigadir J di rumah Kadiv Propam nonaktif, Irjen Pol Ferdy Sambo menyedot banyak perhatian. Bahkan Presiden Joko Widodo juga angkat bicara soal kasus tersebut.
Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM) Fahmi Hafel mengatakan, pihaknya telah melakukan jajak pendapat publik terkait kasus tersebut. Saat ditanyakan kepada 1.850 responden, apakah masyarakat tahu kasus tersebut, hasilnya mayoritas mengetahui.
"Hasil survei menunjukan sebanyak 87,3 persen publik mengetahui tentang peristiwa tersebut Dari media mainstream maupun media sosial. Lalu sebanyak 12,7 persen tidak tahu," kata Fahmi dalam keterangannya, Selasa (26/7/22).
Hasil survei juga menunjukan jika penyidikan kasus tewasnya Brigadir J telah sesuai visi Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi, Berkeadilan) Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
"Hasil temuan survei yang menyatakan sudah sesuai visi Presisi sebanyak 81,2 persen, dan yang menyatakan belum atau tidak sesuai visi presisi Polri sebanyak 14,4 persen. Sedangkan yang tidak tahu 4,4 persen," jelasnya.
Sementara itu, kata Fahmi, hasil temuan survei sebanyak 90,7 persen responden mendukung langkah Kapolri dan sudah Presisi untuk menonaktifkan Kadiv Propam, Karopaminal dan Kapolres Jakarta Selatan. Sedangkan sebanyak 3,4 persen tidak mendukung dan tidak Presisi, lalu sebanyak 5,9 persen tidak tahu.
"Terkait seberapa yakin Polri mengusut kasus ini secara transparan, sebanyak 30,1 persen sangat yakin, lalu yang menyatakan yakin ada 52,1 persen. Sedangkan yang menyatakan Tidak yakin 10,8 persen, dan sangat tidak yakin 3,7 persen. Sedangkan yang tidak tahu 3,3 persen," paparnya.
Survei oleh Indonesia Development Monitoring ini dilakukan pada 16-22 Juli 2022 yang melibatkan 1.850 berusia minimal 19 tahun di 34 Provinsi. Sampel ditentukan secara acak dari responden sesuai proporsi jumlah penduduk di 34 Provinsi.
Tingkat kepercayaan survei 95 persen, dengan margin of error kurang lebih 2,28 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan sampel dimungkinkan terjadi.
Menanggapi hal tersebut, Pakar Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai bahwa hasil survei Indonesia Development Monitoring (IDM) sangat tepat. Menurutnya, Polri telah bekerja secara profesional dalam mengusut kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdi Sambo.
"Saya kira hasil survei IDM sudah tepat, karena Polri telah menunjukkan kinerja yang profesional dalam membongkar kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdi Sambo," katanya.
Emrus juga menuturkan, Polri telah berkerja secara adil dalam membongkar kasus tewasnya Brigadir J. "Polri telah transparan dan bekerja adil sesuai dengan tanggung jawabnya," ujarnya. (Tp)