telusur.co.id - Pelaku teror yang menyerang Mabes Polri, Zakiah Aini membuat surat wasiat sebelum melakukan aksinya. Surat wasiat berisi sejumlah pesan dan imbauan kepada keluarganya.
Dalam surat wasiat, Zakiah menyebut apa yang dilakukannya merupakan suatu kebenaran. Menurutnya, aksi teror yang dilakukannya merupakan bagian dari jihad.
"Insya Allah dengan karunia Allah amalan jihad Zakiah akan membantu memberi syafaat kepada keluarga di akhirat. Jihad adalah tertinggi dalam Islam," tulis Zakiah dalam suratnya.
Zakiah juga menyebut nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia tak ingin keluarganya membanggakan komisaris utama Pertamina itu, karena non Muslim.
"Pesan berikutnya untuk kaka agar jaga dede dan mama, ibadah kepada Allah, dan tinggalkan penghasilan dari yang tidak sesuai ajaran Islam, serta tinggalkan kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu, dekati ustaz/ulama, tonton kajian dakwah, tidak membanggakan kafir Ahok dan memakai hijab kak," katanya.
Selain itu, Zakiah juga menyinggung soal demokrasi, Pancasila hingga Undang-undang Dasar 1945. Dia menilai semua hal tersebut tidak dibenarkan oleh ajaran yang diyakininya.
"Demokrasi, Pancasila, UUD, pemilu, berasal dari ajaran kafir yang jelas musyrik. Zakiah nasehatkan kepada mama dan keluarga agar semuanya selamat dari fitnah dunia yaitu demokrasi, pemilu dan tidak murtad tanpa sadar," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan, sebelum melakukan aksinya Zakiah juga sempat menuliskan semacam surat wasiat ke keluarganya. Isinya soal permohonan maaf ke keluarga dan niatnya untuk berjihad.
"Dan di rumahnya ada surat wasiat, dan ada kata-kata di group WhatsApp untuk pamit. Saya perintahkan Kadensus untuk usut tuntas jaringan tersangka,” ujar Listyo di Mabes Polri, Rabu (31/3/21). (Tp)