telusur.co.id - Umat Muslim Syiah di wilayah Kashmir yang dikuasai India mengadakan prosesi peringatan Hari Asyura, yaitu hari tragedi kesyahidan Imam Husain ra, cucunda Nabi Muhammad saw, pada tahun 61 H/680 M.
Prosesi tahun ini diadakan setelah otoritas setempat mencabut larangan yang berlaku sejak 33 tahun silam. Kaum Muslim Syiah mengadakan prosesi itu untuk pertama kalinya sejak pemerintah negara bagian itu memberlakukan larangan upacara keagamaan di wilayah Himalaya yang mayoritas Muslim pada tahun 1990, yaitu setelah terjadi pemberontakan bersenjata melawan pemerintahan India di sana.
Perwira tinggi polisi dan sejumlah pejabat dilaporkan turut berjalan kaki bersama para peserta, yang berpawai melintasi jalanan di Srinagar, ibu kota Kashmir India, sembari melantunkan syair-syair duka, menepuk-nepuk dada sebagai pertanda duka, dan mengibarkan bendera.
“Ini adalah keuntungan perdamaian,” ungkap kepala administrator kota itu, Mohammad Aijaz, kepada wartawan setelah prosesi berakhir dikutip Presstv.
Prosesi tahun ini merupakan yang terbesar dalam satu generasi, dan untuk pertama kalinya banyak dari mereka yang bergabung diizinkan untuk berpartisipasi.
Pihak berwenang mengizinkan prosesi tersebut dengan syarat bahwa para pesertanya tidak akan meneriakkan slogan-slogan yang menuntut kemerdekaan atau menampilkan referensi apa pun tentang organisasi-organisasi terlarang. [Tp]