telusur.co.id - Pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan, Israel berusaha memperluas perbatasan darat antara Palestina pendudukan (Israel) dan Lebanon, tapi orang-orang Lebanon yang terkucil berani menghadangnya.
Dalam pidato pada momen peringatan keagamaan, Senin (6/3/23), dia menekankan keberadaan formula pencegah hari ini, yang terdiri dari orang-orang di Garis Biru, tentara, dan kubu perlawanan.
“Perimbangan ini sekarang melindungi perbatasan kita, tanah kita, dan laut kita, dan itu akan melindungi sumur minyak nanti,” katanya, dilansir dari Rai Al-Youm, Selasa (7/3/23).
Dia memastikan pasukan pencegah ini tidak mendapat dukungan kecuali dari Iran dan Suriah, dan dalam perang Hizbullah melawan Israel selama 33 hari pada tahun 2006, jika operasi darat Israel berhasil maka sebanyak 80,000 -100,000 tentara Israel akan telah mengalir ke Lebanon selatan.
"Di perbatasan laut, kami tidak pernah mempercayai musuh, dan saya ingin mengingatkan Anda tentang perimbangannya. Ketika perjanjian diumumkan, kami mengonfirmasi bahwa jika terjadi pencegahan atau penundaan dalam ekstraksi minyak dan gas Lebanon, maka ini akan terefleksi pada musuh,” ujarnya saat berbicara soal perbatasan maritim.
"Perjanjian demarkasi maritim bukanlah normalisasi, dan kami tidak pernah mencari apa pun yang disebut pemuasan AS. Dalam pendirian apa pun yang kami ambil dan tindakan apa pun yang kami ambil ketika kami merasa AS puas dengannya, maka kami menyangsikan diri kami,” tambahnya.
Dia menjelaskan, pihaknya tidak merasa kecewa atau menyesal, dan apa yang terjadi terkait demarkasi perbatasan adalah pencapaian bersejarah dan penting.
"Kami tak kan pernah menyerahkan satu inci atau satu meter pun di wilayah pertanian Shebaa dan perbukitan Kfar Shuba, dan kami tak kan pernah menyerahkan sebutir tanah atau setetes air di laut kita,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa Hizbullah tak pernah berhenti melawan, termasuk di tengah kesulitan hidup masyarakat akibat sanksi musuh yang ingin merampas kekuatan melalui pembunuhan, pencemaran nama baik, penghasutan opini publik dunia terhadap, pelaparan, dan pembangkitan kekacauan.
Mengenai berlanjutan kebejatan kaum Zionis Israel di tanah-tanah pendudukan Palestina, dia memastikan Hizbullah mengikuti apa yang terjadi belakangan ini di Al-Quds, Hawara, Nablus di wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina.
“Ketika kita berbicara tentang apa yang terjadi di kota Hawara dan penderitaan rakyat Palestina di Tepi Barat, kita mengatakan inilah fakta para pemukim (Yahudi Zionis),” ungkapnya. [Tp]