telusur.co.id - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyindir intelijen Israel dan Amerika Serikat (AS) terkait operasi penyerangan Badai Al-Aqsa oleh pejuang Palestina.
"Bagaimana bisa Amerika Serikat memperingatkan negara lain tentang serangan Rusia ke Ukraina beberapa bulan sebelumnya, namun gagal memantau pergerakan pasukan Palestina," kata Maria Zakharova, seperti dilansir Parstoday, Selasa (10/10/23).
Dia juga mengatakan, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menolak mengomentari perhitungan yang salah dari badan intelijen AS yang gagal memprediksi peningkatan ketegangan di Timur Tengah dalam wawancaranya.
"Isu yang paling penting adalah tidak ada seorang pun di pemerintahan Joe Biden (Presiden Amerika Serikat) yang mengundurkan diri karena hal tersebut yang menjadi sebuah kegagalan besar," ujarnya, mengacu pada kegagalan intelijen Israel dan Amerika dalam operasi Badai Al-Aqsa
Pernyataan-pernyataan ini dibuat ketika bentrokan antara anggota perlawanan Palestina dan pasukan Israel terus berlanjut di kota-kota sekitar Gaza.
Pasukan perlawanan Hamas menanggapi serangan tentara Israel terhadap warga sipil di Gaza dengan melancarkan serangan roket dan rudal ke Tel Aviv, Quds (Yerusalem), Ashkelon, Ashdod dan kota-kota lain di wilayah pendudukan.
Pada operasi Badai Al-Aqsa yang dimulai pada hari Sabtu (7/10/23) oleh Batalion Ezzeddine Al-Qassam melawan Israel, lebih dari 1.000 orang Israel telah terbunuh dan lebih dari 2.000 orang terluka. [Tp]