telusur.co.id - Sebuah dokumen menyebutkan bahwa Rusia membuat kemajuan untuk tujuannya memproduksi secara massal salah satu jenis drone serang Iran yang dapat terbang lebih dari 1.000 mil dan menyerang kota-kota Ukraina.
Surat Kabar AS, The Whasington Post mengutip dokumen tersebut, bahwa Moskow sedang mengerjakan drone Shahed-136 versinya sendiri, meskipun ada penundaan dan sanksi yang memengaruhi pasokan suku cadang yang dibutuhkan dari negara lain.
Dikutip Jumat (18/8/23), surat kabar itu mengaku memperoleh dokumen dari sumber yang katanya terlibat dalam pekerjaan di Zona Ekonomi Khusus Alabuga Republik Tatarstan tetapi menentang invasi Rusia ke Ukraina.
Iran mengakui pihaknya telah mengirim drone ke Rusia, namun dilakukan sebelum dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Rusia menyangkal pasukannya menggunakan drone Iran di Ukraina, tetapi Presiden Vladimir Putin menyerukan peningkatan produksi drone dalam negeri. Dia mengatakan pada bulan April bahwa nilai industri drone Rusia dapat segera melebihi US$20 miliar.
Pejabat Rusia tidak dapat dihubungi untuk mengomentari laporan The Washington Post tersebut.
AS memberlakukan sanksi terhadap Rusia dan Iran, antara lain entitas dan individu yang terkait dengan pembuatan drone, termasuk para pejabat eksekutif Iran di sebuah perusahaan industri pertahanan.
Sementara itu, kantor berita resmi Rusia TASS mengutip pernyataan Kremlin bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan rekannya dari Iran, Sayyid Ebrahim Raisi, pada hari Kamis telah berdiskusi melalui telepon mengenai kemungkinan Iran bergabung dengan kelompok BRICS di masa mendatang.
Kelompok negara berkembang BRICS, yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, akan membahas kemungkinan pengembangan anggota pada pertemuan puncak di Afrika Selatan bulan depan.
TASS menambahkan bahwa Putin dan Raisi menegaskan kembali dukungan keduanya untuk pengembangan lebih lanjut hubungan bilateral di bidang perdagangan, transportasi, dan logistik. [Tp]