telusur.co.id - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengungkapkan, negara-negara Barat mengirim tentara bayaran ke Ukraina dengan modus misi kemanusiaan.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya telah memperingatkan bahwa tentara bayaran yang bepergian ke Ukraina bukanlah pasukan resmi dan akan berisiko mati atau dipenjara.
"Tentara bayaran asing tidak hanya terlibat dalam kegiatan militer, tetapi juga berulang kali terbukti melakukan kejahatan terhadap warga sipil," kata Zakharova dalam pernyataannya yang dikutip Parstoday, Jumat (10/3/23).
"Para tentara bayaran ini datang dari banyak negara yang melakukan berbagai pelanggaran pidana," tambahnya.
Berdasarkan data statistik yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, ribuan tentara bayaran dari 60 negara telah pergi ke Ukraina. Dan Rusia menganggap kehadiran mereka sebagai dukungan Barat terhadap Ukraina.
Kepala Komisi Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin, baru-baru ini mengungkapkan penggunaan tentara bayaran asing dalam perang di Ukraina dengan gaji 2734 dolar.
"Dengan dukungan Barat, para tentara bayaran asing berpartisipasi di medan perang bersama tentara Ukraina yang bertentangan dengan aturan internasional," papar Bastrykin.
Sebelumnya, sejumlah tentara dari negara-negara Barat yang bekerja untuk pasukan Ukraina ditangkap atau dibunuh oleh pasukan Rusia. [Tp]