telusur.co.id - Tokoh nasional Rizal Ramli menilai, dalam negara demokrasi, gagasan dan suara kegelisahan itu seharusnya disalurkan lewat DPR. Namun, saluran itu tidak dapat dilakukan, dianggap tersumbat.
"DPR nya sudah ‘bersatu-padu’ dengan eksekutif dalam ‘kesatuan pro-oligarki’, tidak akan membela rakyat, " ujar ekonom senior tersebut dalam cuitan twitternya, @RamliRizal, Minggu (23/8/2021)
Maraknya mural sambungnya sebagai bentuk penyaluran dari sebuah kegelisahan.
"Mural adalah sebagai pengganti DPR yang lumpuh," tegasnya.
Sebelumnya, mural kritikan sosial mulai marak terjadi. Namun. Respon pemerintah dan penegak hukum menganggap mural yang berbau kritik sosial tidak patut dilakukan. Aksi penghapusan mural pun dilakukan. (Fie)