telusur.co.id - Tokoh nasional Rizal Ramli mengimbau seorang Romo tidak berpolitik. Pasalnya, akan menjadi persoalan bagi organisasi gereja Katholik. Romo sebagai pemuka agama tidak boleh berpolitik atau menyampaikan pernyataan bernada politik di ruang publik.
Pernyataan Rizal ini terkait dengan statemen dari Romo Benny Susetyi yang mengkritik banjir. Romo Benny juga merupakan Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP.
“Romo nggak boleh berpolitik. Apalagi politik kekuasaan,” tegasnya dalam akun Twitter @ramlirizal, Rabu (24/2/2021).
Rizal Ramli tidak menepis kalau seorang Romo boleh berpolitik. Namun, hal itu dilakukan untuk membela rakyat kecil. Dia kemudian mencontohkan apa yang terjadi di Amerika Selatan.
Di mana ada politik teologi pembebasan yang bertujuan untuk membela kaum marjinal.
“Tapi kalau berpolitik teologi pembebasan ala Amerika Selatan bakal banyak simpati dari rakyat. Tapi bukan jilat penguasa,” tekannya.
Dalam hal ini, Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu mencontohkan dua nama romo yang bekerja untuk kemanusiaan dan rakyat. Keduanya adalah almarhum Romo JB. Mangunwidjaja dan Romo Sandyawan Sumardi.
"Keduanya bukan rompol (romo politik),” ungkap Rizal Ramli.
Pernyataan Romo Benny Susetyo mengenai banjir di Jakarta yang disampaikan dalam sebuah wawancara berjudul “Kenapa Banjir Masih Ada di Jakarta” di YouTube menuai kontroversi di media sosial.
Sementara itu, Romo Benny menegaskan bahwa dia berbicara bukan sebagai seorang romo, juga bukan sebagai orang BPIP.
“Kan saya bukan sebagai staf khusus (Dewan Pembina BPIP), saya sebagai budayawan (diundang). Saya bicara keadaban banjir, dan banjirnya kan tidak hanya Jakarta, tapi Kalimantan Selatan," ujar Romo Benny kepada wartawan.(Fir)
