telusur.co.id - Tokoh nasional Rizal Ramli melihat,  kondisi ternyata ada  paralelisme historis baloon halusinasi,  phobia terhadap Islam

Menurut Rizal kekuasaan hari ini memainkan baloon halusinasi, yaitu phobia terhadap Islam. Tujuannya untuk memperkuat cengkraman oligarki dan neo-otoriter.

“Phobia juga sebagai alat fundrising dari minoritas,” kata aktivis 77/78 tersebut. 

Rizal Ramli menggambarkan, di tengah pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi kini banyak orang bimbang dan galau.  

“Pilihannya pertama mendukung ketidakbecusan pemerintah, kinerja payah, ekonomi rusak, korupsi sistemik dan otoriter. Pilihan kedua, menggemakan Islam phobia yang sebenarnya hanya halusinasi dan tidak nyata,” tandas Rizal Ramli.

Ia menekankan, negara Pancasila  tidak boleh phobi terhadap agama apapun. 

Sikap phobia hanya akan jadi sumber perpecahan yang akan melupakan kita terhadap tujuan kemerdekaan, yaitu mencerdaskan bangsa, mewujudkan keadilan, dan memakmurkan rakyat.

Tokoh berpengalaman yang pernah memegang berbagai jabatan, mulai dari Menko dan posisi penting lainnya ini melukiskan pemerintahan saat ini ibarat orkestra.

“Banyak rencana-rencana, pemain-pemain dalam pemulihan krisis corona dan ekonomi, tapi tak ada dirigen yang kuat yang mampu menggabungkan semua instrumen menjadi musik harmonis dan indah. Yang ada musik heboh, tapi kacau,” papar Rizal Ramli.(fir