telusur.co.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut sabotase di jalur pipa gas (di Laut Baltik) beberapa waktu lalu, sebagai bagian dari strategi Barat untuk berhadapan dengan Moskow. Ia juga menyatakan, pemberlakuan sanksi atas Rusia dan China justru akan merugikan AS dan para sekutunya sendiri.
Presiden Rusia menilai, janji untuk tidak memperluas NATO ke arah timur telah menjadi sebuah muslihat kotor. Ia menyebut, pihak Barat-lah yang menginjak-injak prinsip bahwa perbatasan tidak boleh diusik. Barat pula, imbuhnya, yang saat ini dengan pongah memutuskan siapa yang berhak menentukan nasibnya dan siapa yang tidak berhak.
”Sebagaimana Barat berusaha untuk menjadikan budaya neoliberalnya sebagai model, ia juga menebarkan Rusiafobia secara luas. Tatanan Barat tidak bebas, tapi hipokrit dan penuh dusta,” tegas Putin, dikutip Al Alam, Sabtu (1/9/22).
“Rusiafobia yang disebarkan Barat tak lain kecuali adalah bentuk rasisme. AS pada dasarnya sedang menjajah Jerman, Korsel, dan Jepang, tapi ia berbicara soal kesetaraan dengan mereka. Cara kerja sama para pemimpin Eropa dan Barat dengan AS bukan apa-apa selain pengkhianatan terhadap rakyatnya sendiri,” tambah Putin.
Ia menjelaskan bahwa Washington berusaha untuk membendung Rusia, China, dan Iran. Putin memperingatkan, negara-negara lain, bahkan termasuk sekutu AS sendiri, akan dihadapkan dengan perlakuan serupa dari Washington. [Tp]