Prabowo Puji Kepemimpiann Jokowi Efektif, Pengamat: Bertolak Belakang dengan Realita - Telusur

Prabowo Puji Kepemimpiann Jokowi Efektif, Pengamat: Bertolak Belakang dengan Realita

Direktur Eksekutif  Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie. (Foto: telusur.co.id/Fahri).

telusur.co.id - Pengamat politik, Jerry Massie, menyoroti pujian yang disampaikan sejumlah petinggi partai politik (parpol) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan pandemi Covid-19.

Salah satu pujian datang dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, yang tak lain merupakan lawan politik Jokowi pada Pilpres 2019 lalu. Ketua Partai Gerindra itu menyebut kepemimpinan Jokowi efektif dalam menangani pandemi.

Jerry menilai, pujian yang disampaikan Prabowo naif dan di luar ekspektasi publik. Jerry menduga, di balik pujian itu, ada apa-apanya hingga Jokowi dipuji habis-habisan.

"Tapi fakta di lapangan justru berbeda. Bahkan mural 'Tuhan Aku Lapar' sempat muncul di publik sebelum dihapus," kata Jerry kepada telusur.co.id, Selasa (31/8/21).

Menurut Jerry, pujian Prabowo hanya narasi basa-basi Prabowo supaya dapat dukungan 2024 atau ada political interest (kepentingan politik) yang terselubung.

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) ini meyinggung, belum lama ini Prabowo diserang netizen lantaran mantan Danjen Kopassus ini sempat memuji pemerintahan China.

"Sulit mempercayai sanjungan Prabowo. Publiklah yang menilai apa narasinya tulus atau bulus," ungkapnya.

Ia pun heran, perubahan sikap Prabowo yang belakang ini hanya diam padahal sebelumnya merupakan sosok yang blak-blakan mengkritik kebijakan pemerintahan Jokowi pada periode pertama.

"Pujian Prabowo berbeda atau bertolak belakang dengan realita sesungguhnya di lapangan yang mana pada 27 Juli 2021 Indonesia sempat rangking 1 di dunia paling banyak terpapar Covid-19 yakni di atas 50 ribu orang," ujarnya.

“Selanjutnya, peringkat ke-1 di dunia 24 Agustus 2021 dengan 19.106 positif. Bahkan terakhir, Indonesia rangking 1 di dunia dengan jumlah kematian terbanyak di dunia prosentasenya 1.579 kematian pada pertengahan Agustus,” sambungnya.

Padahal, anggaran penanganan pandemi yang dicatat BPK pada Desember 2020 telah mencapai Rp 1.035, 25 triliun, tapi hasilnya justru tak memuaskan.

"Bagi saya tak perlu banyak menyanjung. Dalam survei pun banyak yang berpendapat Jokowi gagal menangani Covid-19. Pemimpin cerdas pasti dia akan paham mana pujian dan mana yang mendiskreditkan," pungkasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar