telusur.co.id - Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Iwan Takwin angkat bicara terkait tak berfungsinya Planetarium dan Observatorium di Taman Ismail Marzuki (TIM) yang sempat menjadi sorotan oleh Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra.
Anggara menyebut bahwa POJ yang ada di TIM tersebut seperti bangunan yang tak berguna, minimnya aktifitas di dalam gedung itu. Terutama proyektor teater bintang yang tidak berfungsi seperti semestinya.
Menanggapi hal tersebut, Iwan menyebut untuk pembangunan interior sebenernya sudah selesai. Namun, terkait alat visualnya masih dalam proses perbaikan oleh pihak lain.
"Terkait Planetarium, secara fisik interior sudah selesai. Memang ada proses pada alat visualnya yang saat ini oleh tim proyek sedang dilakukan komunikasi dengan pihak produsen alat tersebut agar supaya alat tersebut bisa beroperasi secara normal dan sempurna," kata Iwan saat dihubungi, Senin (13/3/23).
Lebih lanjut, Iwan pun meminta pihak lain untuk segera mengoperasikan teater bintang tersebut.
"Kami sudah meminta ke tim proyek agar supaya dilakukan akselerasi terkait hal tersebut," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo, menyayangkan situs Planetarium dan Obsevatorium Jakarta (POJ) di Taman Ismail Marzuki (TIM) yang tidak berfungsi sejak revitalisasi TIM dilakukan oleh BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selesai.
“Planetarium yang menjadi salah satu daya tarik utama masyarakat untuk datang ke TIM malah justru tidak berfungsi semenjak revitalisasi TIM," ucap Ara sapaan akrabnya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/3/23).
Ara menyebut, anggaran yang dikeluarkan untuk revitalisasi TIM itu sangatlah besar, namun tidak sama sekali menyentuh situs Planetarium dan Observatorium Jakarta.
"Contohnya Teater Bintang ini, hanya diganti karpet dan kursinya tapi tidak bisa berjalan karena proyektornya tidak berfungsi,” ujar Ara.
Lantas ia pun meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memberikan perhatian pada POJ itu. Hal tersebut karena itu menjadi salah satu nilai sejarah dan edukasi.
“POJ ini dulu diimpikan Presiden Soekarno sebagai simbol bahwa Jakarta merupakan kota modern yang memiliki perhatian pada penelitian sains angkasa raya. Makanya sejak TIM dibangun dulu, POJ menjadi ikon dan menjadi sarana pendidikan publik yang menarik,” ujar Ara.
Ia menyayangkan, saat ini situs Planetarium dan Obsevatorium Jakarta menjadi gedung tak berguna.
“Sayang sekali sekarang ini menjadi gedung mati saja di tengah modernisasi TIM,” tuturnya. [Fhr]