telusur.co.id - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, menyesalkan terjadinya insiden kebakaran kilang Pertamina Cilacap. Pasalnya, ini kebakaran ketiga di tahun 2021 dan kebakaran yang kedua di tempat yang sama.
"Dengan kasus kebakaran kilang BBM yang hampir 3 bulan sekali ini, kita menjadi khawatir dengan kondisi kilang Pertamina yang jumlahnya bisa lebih dari seribuan di seluruh Indonesia," kata Mulyanto kepada wartawan, Minggu (14/11/21).
Mulyanto mengaku, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, sekitar sebulan lalu, Direktur Utama Pertamina memaparkan hasil analisis penyebab kebocoran dan kebakaran tangki BBM di kilang Cilacap dan rencana tindak lanjut ke depan.
Pada RPD tersebut, Direktur Utama Pertamina menyampaikan hasil analisis BPPT, ITB, Kementerian ESDM dan Det Norske Veritas (DNV), perihal penyebab insiden kebakaran kilang Minyak Cilacap lima bulan lalu.
Diketahui, penyebab utama kebocoran dan kebakaran pada kilang Cilacap Juni 2021 adalah korosi dan petir traveling.
Untuk itu Pertamina mengaku sudah menyiapkan langkah-langkah untuk pencegahan terjadinya korosi dan sambaran petir yang dapat menimbulkan kebocoran dan kebakaran kilang.
"Bahkan saat itu Pertamina berjanji untuk melaksanakan pencegahan melampau standar yang ada (beyond standard)," kata politikus PKS ini.
Dengan kejadian ini, Mulyanto menilai rencana kerja yang dilaporkan Dirut Pertamina tersebut tidak dijalankan dengan baik. Sehingga tidak mampu mencegah kasus kebakaran kilang.
"Terkesan Pertamina menyepelekan perawatan kilang ini," ujarnya.
Menurut Mulyanto, perlu dilakukan audit secara menyeluruh terhadap kilang-kilang yang ada, agar dapat dipetakan kondisi setiap kilang.
"Dengan begitu dapat diketahui mana kilang yang masih hijau, kuning, maupun merah serta langkah-langkah mitigasinya. Serta terpantau secara real time," tandas Mulyanto.[Fhr]