telusur.co.id - Pendiri Pridem Center Priyo Budi Santoso menanggapi soal tiga nama calon Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan.
Priyo menginginkan penentuan Pj Gubernur dilakukan dengan benar dan tepat. Karena, Jakarta sebagai barometer politik Nasional menjadi acuan dan jendela perpolitikan bagi wilayah lain di Indonesia.
"Saya berpandangan untuk mengusulkan betul kepada Pemerintah Pusat, pilih figur yang betul-betul mumpuni dengan jam terbang birokrasi yang tinggi, mengerti sistem, teknis serta menguasai birokrasi dan netral," kata Priyo saat acara diskusi hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB), di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (29/9/22).
Mantan wakil ketua DPR RI periode 2009-2014 itu menjelaskan, Jakarta yang memiliki APBD terbesar se-Indonesia yakni, Rp82,4 Triliun dan memiliki jajaran kepegawaian Apartur Sipil Negara (ASN) terbesar keempat, yang akan dipimpin nantinya oleh Pj terpilih tentu menjadi tugas besar.
"Sampe 263 ribu lebih (ASN) dengan seabrek posisi Jakarta sebagai barometer nasional," ujar Priyo
Lebih lanjut Priyo mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima, bahwa Pj Gubernur diberi kewenangan untuk melakukan apapun termasuk pergeseran-pergeseran birokrasi di bawahnya.
Oleh karena itu, Ia berharap, Pj Gubernur harus diberi kewenangan terbatas, karena menurutnya, berbeda dengan Gubernur yang dipilih lewat mekanisme election yang demokratis dari proses Pilkada.
"Substansi demokrasi tentu tidak adil untuk kemudian dia hanya menjabat kemudian sewenang-wenang menggusur- menggeser pejabat dibawahnya seenaknya, kecuali ada kewenangan yang terbatas," ucap Priyo
Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan akan habis masa jabatannya pada tanggal 16 Oktober 2022 mendatang. Pj Gubernur DKI Jakarta terpilih akan mulai menjabat pada 17 Oktober 2022 hingga Gubernur DKI terpilih dari Pilkada 2024 dilantik. [Fhr]