telusur.co.id - Klaim Wakil Presiden Ma’ruf Amin bahwa tingkat kemiskinan di era Joko Widodo turun dari 11,22 persen pada tahun 2015 menjadi 9,78 persen pada Maret 2020, patut menjadi pertanyaan.
Aktivis kemanusiaan Natalius Pigai mengatakan, jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 sebanyak 28, 28 juta (11,28 persen), namun era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mampu turunkan angka kemiskinan, sehingga pada akhir jabatan September 2014 sebanyak 27,73 juta orang (10,96 persen).
"Karena itu Wakil Presiden Prof Maruf Amin mesti jujur," ujar Pigai kepada wartawan, Rabu (19/8/20).
Mantan Komisioner Komnas HAM itu memberikan pesan kepada Wapres bahwa cara menghitung yang benar adalah bukan dihitung dari 11,22 persen, namun dari 10,96 persen dikurangi 9,78 persen penduduk miskin pada Maret 2020. Dimana hasilnya, enam tahun Presiden Jokowi berkuasa, orang miskin turunnya hanya 1,18 persen.
Padahal, lanjut dia, Jokowi habiskan uang rakyat hampir Rp12 ribu triliun APBN selama 6 tahun.
"Penurunan jumlah orang miskin yang hanya turun 1,18 persen terlalu kecil bahkan terkecil di antara 7 presiden,” paparnya,
Pigai yang pernah menjabat Kasubid Statistik Ketenagakerjaan Kemanakertrans RI itu menambahkan, capaian tersebut, menunjukkan bahwa Jokowi tidak punya hati dan kejam terhadap orang miskin.
“Enam presiden sebelum (Jokowi) mampu menurunkan angka kemiskinan lebih dari 2 persen. Bahkan pada saat Presiden Gus Dur angka kemiskinan turun 5 persen dari 23 persen menjadi 18 persen hanya dalam waktu singkat (18 bulan). Sementara pada era SBY turun 6 persen,” tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Wapres mengklaim tingkat kemiskinan menurun.
"Tingkat kemiskinan yang 11,22 persen pada tahun 2015 turun menjadi 9,78 persen pada bulan Maret 2020, dan meningkatnya cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN dari 61,5 persen tahun 2015 telah mencapai 81,86 persen dari seluruh populasi pada bulan Juni 2020,” kata Wapres saat memaparkan capaian pembangunan nasional yang dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 secara virtual, Selasa (18/8 2020).[Fhr]