telusur.co.id - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya tidak akan tinggal diam terkait upaya pihak tertentu ingin mengambil alih PDIP, seperti yang didampaikan Megawati Soekarnoputri.
Menurut Hasto, ciri-ciri orang yang ingin mengambil alih PDIP kerap bersikap seolah-olah cuci tangan.
"Ya, ada yang dikatakan ibu tadi mainnya belakang. Ketika ditanya, tidak tahu, tidak ikut-ikutan, tidak campur tangan, itu kedaulatan partai, tapi faktanya apa yang dulu menjadi rumor itu kan terjadi,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/24).
Menurutnya, partai politik harus mencermati upaya eksternal yang ingin mengobrak-abrik kedaulatan partai, dan diminta fokus mentaati anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).
"Sehingga ini menjadi pelajaran berharga, bagaimana kedaulatan parpol itu harus dibangun,” ucapnya.
Hasto mengaku telah mendengar aspirasi dari akar rumput PDIP, akan kesiapan mereka untuk bergerak apabila ada yang ingin menumbangkan banteng.
Oleh karena itu, tegas Hasto, jika ada yang mengganggu kedaulatan partai apalagi Ketum PDIP, seluruh jajaran kader akan bergerak.
"Seluruh anak ranting-ranting PAC, Satgas Partai akan bergerak menjaga marwah partai, marwah ketua umum partai yang memang punya legasi di dalam membangun demokrasi untuk rakyat,” ucap Hasto.
Dia menambahkan bahwa pernyataan Megawati terkait ada pihak-pihak yang ingin ambil alih PDIP benar adanya.
"Ya tiada ada asap tanpa api. Sehingga disampaikan Ibu adalah menyuarakan kebenaran,” ucapnya.
Hasto mengatakan sosok tersebut kerap mendapatkan restu dari partai terkait apa yang diinginkannya, namun PDIP menolak ketika menginginkan tiga periode.
"Partai punya ADRT, punya kedaulatan. Ketika sosok yang sebelumnya betul-betul seluruh permintaannya dipenuhi tapi kemudian tetap saja hukum dijadikan sebagai alat memaksa seseorang mundur, itu yang diterima laporannya kepada Ibu Megawati Soekarno Putri. Hal-hal itu tidak bisa kita biarkan,” tegas dia.
PDIP tidak akan pernah takut dengan upaya kelompok tertentu yang ingin menakut-nakuti kader banteng.
"Apalagi kita ini punya marwah sebagai bangsa pejuang. Kita bukan orang yang bisa ditakut-takutin. Belanda saja kita lawan,” tutupnya.[Fhr]