telusur.co.id - Rakyat Bahrain dmeneriakkan slogan "mampus Israel" dan "Kami tidak akan menyerah pada kehinaan" di acara duka Imam Husein ra. Rakyat Bahrain menyuarakan kebenciannya terhadap normalisasi hubungan negaranya dengan rezim Israel.
Meski pemerintah Al Khalifa selama beberapa tahun lalu menerapkan pembatasan ketat bagi penyelenggaraan acara duka Imam Husein ra di bulan Muharram di Bahrain, tapi umat Muslim Syiah di negara ini dengan bersikeras menyelenggarakan acara ini, memperingati kebangkitan Asyura Huseini.
Dilaporkan Parstoday, Sabtu (29/7/23), sisi politik acara duka Imam Husein Bahrain tahun ini adalah penentangan mereka terhadap normaliasi hubungan dengan rezim penjajah al-Quds. Pemerintah Bahrain pada September 2022 bersama Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel di Amerika Serikat.
Rakyat Bahrain menganggap normalisasi hubungan dengan Israel sebagai penerimaan penghinaan oleh Al-Khalifa. Oleh karena itu, mereka meneriakkan slogan Haihat min al-dhillah (Kami tidak akan menyerah pada kehinaan) dalam Asyura Husseini tahun ini. Selain itu, rakyat Bahrain yang selama ini selalu mendukung rakyat Palestina menyatakan dukungannya kepada Palestina dengan menggemakan slogan Mampus Israel, sekaligus mengecam kejahatan rezim ini.
Rakyat Bahrain telah berulang kali menyatakan penentangan dan kemuakan mereka terhadap normalisasi hubungan dengan Israel dalam tiga tahun terakhir. Meskipun pemerintah Bahrain telah memajukkan proses normalisasi hubungan terlepas dari oposisi internal, tampaknya normalisasi hubungan antara Israel dan Bahrain tidak berjalan seperti yang diharapkan oleh berbagai pihak.
Situasi internal yang rapuh di wilayah pendudukan, yang bahkan telah menimbulkan peringatan serius tentang risiko perang saudara, serta berlanjutnya kejahatan Israel terhadap Palestina, adalah dua faktor penting yang mengganggu bahkan merusak proses normalisasi hubungan.
Sekaitan dengan ini, menurut laporan berbagai media Israel, perjalanan Eli Cohen, Menteri Luar Negeri Israel ke Manama, yang seharusnya dilakukan minggu depan, telah ditunda. Bahrain menyatakan ketidakhadiran raja di Manama sebagai alasan untuk ini, yang bahkan media Israel menganggapnya hanya sebagai alasan. Media Israel, seperti Koran Yediot Aharonot menulis, Bahrain mengumumkan penundaan perjalanan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen, yang seharusnya memasuki negara itu minggu depan. [Tp]