telusur.co.id - Redaktur Rai al-Youm, Abdel Bari Atwan dalam tulisannya menyinggung bertambahnya serangan ke basis-basis Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah.
”Serangan ke pangkalan AS di ladang minyak timur Deir Ezzor dengan roket dan drone, yang dilakukan dengan selisih waktu hanya 12 jam dan berbarengan dengan serangan besar-besaran ke pangkalan militer AS di Ayn al-Asad di barat Irak, adalah sesuatu yang perlu diperhatikan,” tulis Atwan, seperti dikutip Alalam, Selasa (13/7/21).
“Jelas bahwa serangan-serangan ini semakin intens dalam beberapa pekan terakhir, yang dilakukan dalam rangka memaksa AS untuk menutup pangkalan-pangkalan itu dan menarik semua pasukannya dari Irak dan Suriah, seperti yang terjadi di Afghanistan beberapa hari lalu,” sambungnya.
Atwan juga menulis, Presiden Suriah Bashar Assad dalam wawancara dengan media Rusia sekitar 1,5 tahun lalu pernah bicara soal cara menyikapi Tentara AS yang menjarah ladang minyak dan gas di timur Deir Ezzor. Menurut Assad, AS adalah negara adidaya dan saat ini pasukan Suriah tak punya kemampuan untuk berperang melawannya. Apalagi Damaskus saat itu tengah sibuk membasmi teroris dan merebut wilayahnya dari cengkeraman mereka.
"Saat itu, Assad berkata, namun ini tidak berarti bahwa kelompok-kelompok perlawanan tak akan dibentuk untuk melaksanakan misi ini, yaitu mengusir pasukan AS,” tulis Atwan.
Ia lalu menyatakan, tidak tertutup kemungkinan bahwa meningkatnya serangan-serangan ke basis-basis AS di ladang minyak al-Omar sama saja dengan dimulainya perang gerilya faksi-faksi Suriah, yang terdiri dari suku-suku Arab di Kawasan. [Tp]
Perang Gerilya untuk Usir Tentara AS di Irak dan Suriah Telah Dimulai

Tentara AS di Irak. (Ist)