telusur.co.id - Pengamat politik Jerry Massie mengatakan, tanda-tanda koalisi pemerintahan Joko Widodo pecah kongsi bakal terjadi pada 2024.
Menurut Jerry, hal itu terjadi lantaran sejumlah partai gagal menyatukan persepsi mereka terkait tahun penyelenggaraan pilkada serentak.
"Bahkan untuk pilpres saya nilai masing-masing partai punya kandidat. Misalkan Prabowo, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno sampai Puan Maharani," kata Jerry kepada telusur.co.id, Kamis (4/2/21).
Jerry menuturkan, kontrak politik bisa saja berakhir hanya sampai 2022. Saat ini RUU tentang Pilkada sedang digodok dI DPR. Tarik ulur antara sejumlah partai pun masih alot.
"Tiga partai koalisi PDIP, Gerindra dan PPP setuju pertarungan pilkada serentak digelar 2024. Tapi empat partai lainnya Partai Nasdem, Golkar, Demokrat dan serta PKS tak sejalan. Mereka tetap berkomitmen pikada harus digelar 2022. Sementara PAN dan PKB abstain atau tidak menyatakan sikap," ungkapnya.
Jerry membeberkan, PDIP memiliki 128 kursi ditambah Gerindra 78 kursi dan PPP 19 kursi. Jadi tiga partai ini 226 kursi.
Sedangkan Golkar 85 kursi, Nasdem 59 kursi, Demokrat 54 kursi dan PKS 50 kursi, total semuanya berjumlah 248. Sementara yang masih abstain PKB 58 kursi dan PAN 44 kursi.
Dia memprediksi, jika PAN dan PKB bergabung dengan gerbong Nasdem dan Demokrat, bisa saja tahun 2022 dilangsungkan pilkada serentak.
"Jadi jika suara terbanyak, mendukung maka bisa jadi harapan PDIP pupus. Tapi prosesnya melalui tanda tangan presiden juga dimana ada kesepakatan antara eksekutif dan legislatif," terang Direktur Political and Public Policy Studies itu.
"Saya kira Presiden Jokowi dan PDIP masih sejalan. Paling tidak, kepala negara akan membubuhi tanda tanganya menyetujui pilkada serentak 2024 bersama gerbong PDIP, Gerindra dan PPP," pungkasnya. [Tp]