telusur.co.id - Direktur Political and Public Policy Studies Jerry Massie menyebut saat ini isu tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) lebih banyak “digoreng” untuk dijadikan komoditas politik.
Hal itu dikatakannya dalam webinar Political and Public Policy Studies (P3S) bertajuk “Penggalian Fosil Komunisme untuk Kepentingan Politik?” Selasa (29/9/20).
Jerry pun mengungkapkan sejarah lahirnya paham komunisme, yakni pada tahun 1843 saat Karl Marx melarikan diri dari Prussia yang kita kenal sekarang Jerman.
“Marx melarikan diri ke Prancis yang saat ini sangat kental dengan paham sosialisme. Pada tahun 1848 di Prancis dia mendirikan revolusi komunisme bersama Weitling dan Proudhon,” kata Jerry.
Menurut Jerry, paham komunis lebih condong ke kaum buruh dan seruan mereka agar semua manusia yang tertindas bangkit. Bahkan Theimer mengatakan gagasan bahwa kekayaan ini merupakan milik semua, pemilikan bersama lebih baik daripada milik pribadi
"Barangkali kalau tak dilihat dalam kacamata dogmatis, maka berbahaya. Memang ajaran Marx ini populer tapi pada era 90-an dimana Jerman Timur awalnya komunis bergabung dengan Jerman Barat. Begitu pula, Glasnost dan Perestroika di Uni Sovyet pada 1991 terpecah sampai ke Yugoslavia,” ujarnya.
Menurutnya, China menjadi kekuatan dan barometer komunis. Dicatat pada 2017 jumlah keanggotaan paham ini hampir 89,45 juta sedangkan partai komunis di parlemen berjumlah 2.982.
“Tetapi sejarah kelam pembantaian PKI jangan dilupakan, tak boleh, dimana para pahlawan revolusi tewas dalam aksi ini. Tapi saat ini kita hidup di masa present bukan past (lampau), biarlah kita berpikir future (masa adepan) bangsa ini,” ungkapnya.
Jerry pun lantas menceritakan masuknya faham komunis di Indonesia. Dikatakannya, ajaran komunis masuk Indonesia pada tahun 1913.
“Masuknya Komunisme ke Indonesia dibawa Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet asal Belanda bersama Adolf Baars dan mendirikan ISDV. Namun akhirnya, Maret 1966 Presiden Soeharto melarang komunis dan Tahun 1966 dibekukan yang ditanda tangani oleh Jenderal AH Nasution," terangnya.
Dia pun menjelaskan, sampai saat ini urai dia, isu komunis sering dijadikan sebagai komoditas politik sama seperti isu HTI dan Khilafah.
Kalau di Amerika Serikat isu yang terkenal sejak Presiden Abraham Lincoln yakni black and white issues (isu hitam dan putih). Atau ini lebih dikenal dengan isu rasial.
“Hal ini perlu dihindari, propaganda politik oleh sebagian kelompok, dengan menggunakan isu politik identitas,” tandasnya. [Tp]