telusur.co.id - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira mengatakan, fenomena relawan pendukung tokoh politik awalnya dimulai ketika Pilkada DKI tahun 2012, saat Joko Widodo maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta berduet dengan Basuki Tjahaja Purnama.

Saat itu, kata Andreas, semua kader PDIP turun ke basis untuk memenangkan Jokowi-Ahok menjadi Tim Pemenangan hingga ke setiap kecamatan.

"Pada saat itu datang banyak orang yang menawarkan diri untuk membantu, makin lama makin banyak dan kemudian muncul dengan baju kotak-kotak, saya melihat waktu itu relawan ini harus dikelola," kata Andreas dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Fenomena Kemunculan Relawan Capres Sejak Dini: Siapa Punya Ambisi?' di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/10/21).

Dalam proses perjalanan, menurutnya,  relawan sangat menjadi faktor pendorong yang luar biasa.

"Sehingga faktor relawan memang kemudian mendongkrak, benar-benar membuat politik itu menjadi meriah, dalam arti tingkat partisipasinya, tetapi juga ini mendorong elektabilitas dan juga pemenangan untuk kandidat," ungkapnya.

Pada Pilpres tahun 2014 dan 2019, hal itu terulang lagi. Hal yang sama pun terjadi dalam proses kemunculan fenomena relawan ini.

"Sehingga dari sudut pandang partai, kalau saya lihat dari pengalaman ini, relawan ini memang aset. Kami melihat ini memang aset politik, aset elektoral yang harus dikelola dengan baik. Sehingga dengan demikian dia menjadi suatu kekuatan politik untuk memberikan dukungan pada kandidat yang akan diputuskan oleh partai," urainya.

Menurut Andreas, soal banyaknya relawan dengan nama bermacam-macam, hal itu tak perlu dipersoalkan, karena semuanya adalah aset yang perlu di-manage dengan baik.

"Kalau di-manage dengan baik menjadi akumulasi politik yang menjadi daya dorong yang kuat untuk memenangkan siapa yang diusung oleh partai nanti," ucapnya.

"Jadi antara struktur partai, antar kader partai dengan relawan simpatisan ini harus di-manage sehingga mereka menjadi sinergi dalam satu barisan yang sama untuk satu kepentingan yang sama, yaitu pemenangan dari kandidat yang diusung oleh partai," pungkasnya. [Tp]