telusur.co.id - Panglima Pembela Tanah Air (Peta), Mohammad Saleh mendesak aparat penegak hukum serius mengusut skandal dugaan korupsi Jiwasraya yang menggerogoti keuangan negara dengan taksiran Rp13,7 triliun.
“Apakah pemerintah serius dalam melakukan penegakan hukum terhadap pemberantasan korupsi? Apakah pemerintah serius menjalankan amanat Undang-Undang Dasar?” teriak Saleh di atas mobil komando aksi 212, kawasan Monas, Medan Merdeka, Jakarta, Jumat (21/2/20).
Menurut Saleh, negara tidak boleh sedikit pun membuka ruang bagi para koruptor untuk merampok uang rakyat.
“Tidak boleh sedikit pun negara memberikan ruang terhadap mereka yang ingin merampok uang rakyat,” tegasnya.
Saleh juga mempertanyakan peran pihak-pihak yang selama ini kerap meneriakan "Saya Pancasila, Saya NKRI".
"Mana slogan kalian yang selalu diungkapkan ‘saya pancasila, saya NKRI’,” sindirnya.
Dalam aksi 212 kali ini banyak dihadiri para ulama. Mereka diantaranya Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF)Ulama Ustaz Yusuf Muhammad Martak, Ketua Umum PA 212, Ustaz Slamet Ma’arif, Ketua Umum FPI Ustaz hmad Shobri Lubis. Kemudian, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Ketua Tanfidziyah FPI Habib Muhsin bin Zaid Al Atas, Habib Zaki Alaydrus, Ustaz Muhammad Saleh, Sekjen Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) Bintang Mangkauk, Ketua Aliansi Pergerakan Islam Jawa Barat (Api Jabar) Ustaz Asep Syarifudin, Jubir GNPF Ulama Edy Mulyadi, ulama dari Banten, dan tokoh nasional lainnya.[Fhr]