telusur.co.id - Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Megawawati Soekarnoputri seakan-akan ada pihak yang hendak mengambil-alih PDI Perjuangan, merupakan kekhawatiran berlebihan. Sebab, nyatannya tidak demikian.
“Ibu Mega dilanda khawatir berlebihan, sebab apa yang dikhawatirkan beliau tidak ada dalam realita. Percayalah, tidak ada,” tegas Ketua Umum Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer, di Jakarta, Jumat 16 Agustus 2024.
Kita tahu, tradisi orang Timur, selalu menjadi kompak jika ada musuh bersama. Bahkan bukan hanya orang Timur, orang Barat pun demikian, makanya ada frasa “common enemy” (musuh bersama). Kalau ada common enemy, biasanya menjadi kompak.
“Mungkin saja Ibu Mega hendak membangun kekompakan internal partai dengan menyatakan seakan-akan ada pihak yang mau mengambil-alih PDI Perjuangan. Padahal, kenyataan tidak demikian,” ujar tokoh relawan yang sering dipanggil Noel.
Noel mengatakan, sikap Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, juga pantas dicermati, di mana Puan menegaskan tidak ada yang mau mengambil-alih PDI Perjuangan.
Sebagaimana diberitakan media, Puan Maharani yang nota bene adalah putri dari Megawati sendiri, di DPR Kamis 15 Agustus 2024, tak mau bicara banyak tentang masalah ini.
Puan meminta agar hal itu langsung ditanyakan kepada Megawati sendiri. "Tanya ke Bu Mega," katanya.
"Nggak, nggak ada. Kalau ada pun, ya, nggak," tukas Puan.
Di sela-sela pengumuman para calon kepala daerah dari PDI Perjuangan, Rabu 14 Agustus 2024, Megawati mengungkapkan, ada pihak yang mau mengambil-alih partainya.
"Saya umur 77. Kalau menurut dari peraturan, udah pensiun tahu, ini kamu bla-bla-bla..., Ibu, minta jadi ketua umum lagi, kalau orang kan seneng banget ya, aku bilang sama Hasto, 'Gue pikirin dulu ya, To.”
“Gue rasanya kepengin juga ya kumpul sama keluarga'. Ini disuruh jadi ketum lagi, jadi ketum lagi," katanya.
Noel mengatakan, dari perbedaan sikap antara Megawati Soekarnoputri dengan Puan Maharani, publik sudah bisa menilai sejauh mana pernyataan Megawati bisa dianggap sebagai kenyataan.
“Di tengah aroma perayaan Hari Ulang Tahun Kemederkaan Republik Indonesia yang ke 79, mari kita mendinginkan kepala dengan hal-hal konstruktif,” pungkas Noel. [ham]