telusur.co.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah, untuk tidak menjajal kemampuan tentara Israel.
Mengutip saluran TV 7 Israel, Minggu (30/7/21), Rai Al Youm melaporkan, Netanyahu mengomentari ancaman Nasrallah terhadap Israel dengan mengatakan bahwa pemimpin kelompok pejuang yang berbasis di Lebanon selatan itu tidak seharusnya mencoba menguji Tel Aviv.
“Pada hari ujian, dia akan menemukan orang Israel berdiri bersama bahu membahu,” ujar Netanyahu.
Menurut saluran tersebut, Netanyahu mengaku tidak terkejut dengan pernyataan terbaru pemimpin Hizbullah, dan mengklaim bahwa Nasrallah tahu bahwa menguji Israel tidak akan menguntungkan bagi Nasrallah sendiri maupun bagi Lebanon.
Di bagian lain pernyataannya, Netanyahu mengatakan bahwa negaranya akan bekerja untuk menghubungkan Arab Saudi dan Semenanjung Arab ke negaranya melalui jalur kereta api.
Surat kabar Israel Haaretz, Minggu (30/7/23), mengutip pernyataan Netanyahu mengenai apa yang dilaporkan di surat kabar AS tentang kemajuan negosiasi tentang kemungkinan kesepakatan dengan Arab Saudi, bahwa Israel akan dapat berkomunikasi dengan Arab Saudi dan Semenanjung Arab melalui kereta api.
Haaretz menyebutkan bahwa Netanyahu menyatakan demikian dengan latar belakang apa yang disebutkan dalam laporan AS mengenai kemajuan dalam pembicaraan AS dengan Saudi, dan upaya untuk maju di jalur normalisasi antara Israel dan Arab Saudi.
Presiden AS, Joe Biden, Sabtu lalu mengatakan, kesepakatan mungkin sedang dalam proses dengan Arab Saudi, setelah pembicaraan yang diadakan penasihat keamanan nasionalnya dengan pejabat Saudi di Jeddah dengan tujuan mencapai normalisasi hubungan antara kedua negara Saudi dan Israel.
“Pemulihan hubungan mungkin sedang berlangsung,” kata Biden kepada kontributor kampanye pemilihannya kembali tahun 2024 di sebuah acara, tanpa memberikan rincian kesepakatan potensial. [Tp]