telusur.co.id - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terpilih menjadi ketua umum Partai Demokrat versi kongres luar biasa (KLB) yang digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara. Sejumlah pihak menunggu Presiden Joko Widodo bersikap, dan memberhentikan Moeldoko sebagai Kepala KSP.

Menanggapi hal tersebut, mantan kader Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengimbau pihak yang tidak mengerti permasalahan di Demokrat untuk diam. Menurutnya, orang di eksternal Demokrat tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di partai berlambang bintang mercy itu.

"Tolong yang tidak mengerti permasalahan di Partai Demokrat tutup mulut, jangan sok pintar. Apalagi coba-coba menyuruh Presiden RI ke-7 Bapak Jokowi memecat KSP-nya Bapak Moeldoko," cuit Ruhut melalui akun Twitter miliknya, Selasa (9/3/21).

Politisi yang saat ini menyeberang ke PDI Perjuangan ini bahkan menyebut, konflik yang saat ini menimpa Demokrat sebagai karma. Katanya, sebagai mantan kader Demokrat dia lebih tahu apa yang terjadi di internal Demokrat.

"Ingat yang terjadi di Partai Demokrat ini karma yang bicara. Aku mantan kader Partai Demokrat yang waktu berjayanya sebagai anjing penjaga. Merdeka," katanya.

Seperti diketahui, salah satu pihak yang menunggu sikap Jokowi terhadap Moeldoko ialah Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Partainya beranggapan, bila Presiden tidak bersikap sama artinya dengan menyetujui apa yang dilakukan Kepala KSP tersebut.

“Aksi Pak Moeldoko sangat khawatir ditafsirkan diketahui dan disetujui oleh Pak Jokowi, karena beliau aktif sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Karena itu gonjang-ganjing Demokrat, sebetulnya sangat-sangat buruk bagi Pak Jokowi,” ujar Mardani, Senin (8/3/21). (fhr)