telusur.co.id - Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengatakan bahwa negaranya harus bersiap di front utara karena Hizbullah Lebanon 10 kali lebih kuat daripada gerakan Hamas Palestina.
“Persiapan harus dilakukan di front utara, karena Hizbullah sepuluh kali lebih kuat dari Hamas,” kata Galant, menurut pejabat Badan Penyiaran Israel, dalam pernyataan pada sesi diskusi tertutup dengan pejabat senior pemerintah, Rabu (18/10/23), seperti dilansir Rai Al Youm.
Dalam diskusi tersebut, Galant meminta para pejabat senior pemerintah untuk mengambil tindakan guna menyelesaikan suplai persediaan dan perlengkapan militer kepada tentara, serta menyelesaikan persiapan di front utara.
Otoritas penyiaran Israel menyebutkan bahwa para pejabat yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut “keluar dari sesi terkait” dan mengatakan bahwa “perlu bergerak secepat mungkin dan menyelesaikan kekurangan dan persiapan agar kejadian di selatan tidak terulang kembali,” mengacu pada operasi yang dilancarkan Hamas dari Gaza awal bulan ini.
Sejak 7 Oktober, perbatasan utara Israel dilanda ketegangan dan baku tembak dengan kelompok pejuang Hizbullah dan Palestina, yang mengakibatkan kematian dan cedera pada kedua pihak.
Sebelumnya pada hari Rabu, Hizbullah mengumumkan pihaknya telah menyerang perkumpulan tentara Israel di Bukit Al-Tahyat, selatan pemukiman Al-Manara, dengan peluru kendali, “menyebabkan sejumlah kematian dan cedera (tanpa menyebutkan jumlah).”
Eskalasi di Lebanon selatan terjadi setelah Operasi Badai Al-Aqsa dilancarkan oleh Hamas dan faksi-faksi Palestina lain terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.
Di sisi lain, tentara Israel melancarkan Operasi Pedang Besi, dan terus melancarkan serangan intensif pada hari ke-12 di banyak wilayah di Jalur Gaza, yang dihuni oleh lebih dari dua juta warga Palestina yang menderita kondisi kehidupan yang memburuk akibat blokade Israel yang berlangsung sejak tahun 2006. [Tp]