telusur.co.id - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo menyakini, mata ajar pendidikan Ideologi Pancasila akan persempit ruang gerak aksi terorisme.
"Masih banyaknya ancaman terhadapa ideologi negara (Pancasila) perlu ada upaya dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, tokoh pendidikan, tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas dan lainnya untuk membentenginya," kata Romo Benny dalam webinar digelar Rumah Kebudayaan Nusantara, Selasa (12/10/21).
Romo Benny menjelaskan, salah satu cara mempererat ideologi Pancasila ialah menerapkan kembali mata ajar Pancasila. Mulai dari Pendidilan Anak Usia Dini (PAUD), Pondok Pesantren sampai dengan Perguruan Tinggi.
"Pancasila dijadikan ideologi bagi semua masyarakat dan semua organisasi di Indonesia, di luar itu berarti mereka tidak berhak ke Indonesia," ucapnya.
Dirinya juga menyebut terorisme merupakan pembajak agama. Sehingga semua agama tidak membenarkan aksi terorisme yang ingin mengoyak ideologi Pancasila.
"Masyarakat juga harus lebih kritis dan selektif sehingga tidak diberikan peluang di ruang publik. Terorisme isu global, isu kemanusiaan dan isu musuh agama dan semua negara itu sadar betul terorisme bisa menghancurkan peradaban dunia saat ini," tuturnya.
Menurutnya, terorisme terjadi karena kepentingan politik pragmatis sesaat. Dan kerap kali orang membiarkan seolah-olah terorisme hanya bikinan padahal sebenarnya suatu cara yang membangun budaya kematian.
"Terorisme itu terjadi karena mengambil ayat sepotong-sepotong. Terorisme itu terjadi karena populasi ajaran agama untuk membenarkan cara-cara mereka yang menggunakan kekerasan penggulingan suatu negara dengan alasan hanya untuk misi kekuasaan dan selalu dikaitkan dengan politik-politik untuk menjatuhkan sebuah tatanan kehidupan," tukasnya.[Fhr]