telusur.co.id - Mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie menegaskan, gagasan melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit Sumut awal Maret 2021, bukanlah sebuah kudeta yang digaungkan selama ini. Marzuki menyebut apa yang dilakukan ada jihad politik guna memperbaiki dan mengembalikan marwah partai Demokrat sebagai Partai terbuka, rumah besar rakyat Indonesia, dari tirani clan cikeas yang menjadikan Partai Demokrat untuk kepentingan keluarga.
Untuk diketahui, yang dimaksud partai sinasti demokrat adalah majunya Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono. SBY dianggap menurunkan tahtanya ke anaknya AHY.
Persoalan itulah, kata Marzuki Alie, mendorong semua kader untuk mendukung KLB agar partai yang sudah lama diperjuangkan itu kembali kepada khitahnya, yakni membuka ruang bagi semua kader terbaik untuk menjadi Pemimpin, baik dalam pengurusan Partai maupun di Lembaga Legislatif, eksekutif dan lembaga-lembaga lainnya.
Hadirnya Susilo Bambang Yudhoyono yang dikenal dengan sebutan SBY dalam Partai Demokrat, sambung Marzuki merupakan bentuk tanggung jawab Para Penggagas Partai untuk menghadirkan Pemimpin Nasional yang diperkirakan, akan mampu menyelesaikan permasalahan Bangsa pasca krisis multi dimensi tahun 1998.
"Alhamdulillah, dengan bekerja keras para kader dan SBY sebagai Calon Presiden yang difigurkan, SBY bisa menjabat 2 periode, " ujar Salah saru tokoh senior Demokrat yang diberhentikan oleh DPP Demokrat, itu saat bincang dengan wartawan, Kamis (18/3/2021).
Namun harus disadari, ibarat pepatah setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, oleh karenanya kita katanya, wajib mencarikan pengganti yang mampu melanjutkan agenda2 yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Namun, sayangnya SBY yang diusung oleh PD, justru menjadikan PD sebagai kendaraan untuk melanjutkan kekuasaannya kepada anaknya, menjadikan PD yang semula partai terbuka menjadi Partai dinasti. Pemilu 2014 dan 2019, SBY sebagai Ketua Umum, tidak mampu mengusung calon Pemimpin Nasional baik dari Internal maupun eksternal, walaupun kesempatan itu sangat terbuka pada Pemilu 2014, dan ini akan mengancam eksistensi PD pada pemilu yang akan datang.
Lanjutnya, sebagai partai terbuka, selama PD belum memiliki figur Internal, siapapun bisa menjadi figur yang diunggulkan untuk Pilpres yang akan datang, sepanjang memenuhi komitmen kebangsaan dan berjuang dibawah bendera Demokrat, serta memenuhi kualifikasi sebagai Pemimpin Nasional, akan diperjuangkan menjadi Capres / Cawapres PD. Keberadaan figur ini sangat penting, untuk meningkatkan keterpilihan PD pada Pemilu yang akan datang.
PD memiliki banyak figur muda, antara lain AHY, Emil Dardak (wagub Jatim), Nova Iriansyah (Gub Aceh) dan banyak figur-figur lainnya yang pada saatnya akan mengisi ruang-ruang itu, tapi bukan sekarang waktunya, perlu diisi dengan beragam pengalaman sehingga pada saatnya siap menjadi Pemimpin Nasional.
"Untuk itulah, dalam masa pencarian ini, mulai diunggulkan beberapa tokoh nasional, termasuk Moeldoko," ulasnya.
Langkah-langkah SBY untuk menjadikan PD sebagai partai dinasti, dilakukan secara sistimatis, sejak kongres 2010, KLB 2013 dan Kongres 2015, sehingga kongres 2020 langsung diwariskan kepada Putranya AHY, yang dipilih secara aklamasi, diduga semuanya by design, yaitu mendapatkan dukungan secara tertulis dari seluruh pemilik suara, yang diwakili oleh Ketua2 DPD provinsi. Dapat diduga, 2014 dan 2015 PD tidak mengusung Capres/ Cawapres, untuk memuluskan suksesi kepemimpinan PD kepada sang Mahkota, yang langsung berada di atas bukit tanpa pernah merasakan sulitnya mendaki bukit.
Untuk melanggengkan kekuasaannya, maka SBY melakukan perubahan atas AD / ART, yang menjadikan SBY dan AHY sebagai penguasa Partai, selebihnya adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh Ketum dan Ketua MT, dari tingkat Pusat sampai tingkat Daerah. Dan yang lebih tidak beretika, dengan merubah akte pendirian dalam AD 2020, dimana semua nama pendiri dihilangkan, dan hanya SBY dan VR alm sebagai The founding Father PD.
"Dengan demikian, kalau kita bicara kudeta, sesungguhnya yang mulai mengkudeta struktur Partai Demokrat adalah SBY itu sendiri, " bebernya.
Marzuki Alie juga mengingatkan kepada para kader agar bergabung bersama-sama bersatu mengembalikan kejayaqn PD yg telah kita mulai dg melakukan KLB yang bertema Simbiosis Mutualisme Untuk memenangkan Partai Demokrat 2024 kembali merebut kursi di DPR seperti tahun 2009," pungkasnya. (fir)