telusur.co.id - Mantan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, yang juga ketua partai Kamp Resmi mengatakan bahwa pemerintah Israel akan mendapat dukungan penuh dari oposisi jika melancarkan operasi militer terhadap Iran.

Hal itu disampaikan Gantz dalam pidatonya saat konferensi yang diadakan oleh surat kabar The Jerusalem Post di New York City, Senin (5/6/23), menurut laporan media Israel, termasuk surat kabar Maariv.

“Kami menyaksikan perkembangan ancaman nyata dari nuklir Iran. Ini akan menjadi ancaman global yang akan membahayakan stabilitas di Timur Tengah,” katanya, dilansir Rai Al Youm, Selasa (6/6/23).

“Jika saatnya tiba ketika kita harus bertindak terhadap Iran, pemerintah akan mendapat dukungan penuh dari oposisi untuk setiap tindakan tegas, tepat dan bertanggung jawab, yang akan mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir,” tambahnya.

Dia juga mengatakan, karena Israel sedang melalui momen-momen krusial seperti itu, koordinasi dengan masyarakat internasional dalam menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Iran menjadi sangat penting.

Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam Badan Energi Atom Internasional (IAEA) setelah pada Rabu lalu memutuskan untuk menutup penyelidikan terhadap fasilitas nuklir Iran yang diduga mengandung jejak uranium.

Netanyahu pada saat rapat kabinet mingguannya mengatakan, “Iran terus berbohong kepada IAEA. Mengalahnya badan ini pada tekanan Iran merupakan noda hitam dalam catatannya.”

“Jika IAEA menjadi sebuah organisasi politik, maka aktivitas pengawasannya di Iran menjadi tidak penting, begitu pula laporannya tentang aktivitas nuklir Iran,” tambahnya.

Menanggapi kecaman ini, Dirjen IAEA, Rafael Grossi, membantah anggapan bahwa lembaga ini melonggarkan standar penyelidikan terhadap aktivitas Iran.

“Kami tidak pernah menurunkan standar kami. Kami mematuhinya dan menerapkannya,” tegasnya pada konferensi pers di sela-sela pertemuan dewan gubernur IAEA di Wina, Senin (5/6/23).

"Kami tetap berpegang pada standar kami dan kami menerapkan standar kami. Yang telah kami lakukan dalam proses yang rumit ini, seperti yang Anda amati, adalah bahwa kami bersikap ketat, secara teknis imparsial, dan sangat tegas, adil tapi tegas. Jadi kami tidak pernah melakukan pelonggaran atau menyesuaikan sesuatu dengan iklim politik,” sambungnya.  [Tp]