telusur.co.id - Untuk penyelenggaraan Pilkada serentak di 270 daerah di tengah pandemi tahun ini, penyelenggara pemilu sudah harus menyiapkan berbagai piranti protokol kesehatan.
Begitu disampaikan Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, Sabtu (5/9/20).
“Tahapannya sudah dimulai. Pendaftaran sudah. Sudah hiruk pikuk juga. Protokol kesehatan ini penting sekali. Jangan sampai orang yang terpapar COVID-19 meningkat tajam setelah gelaran Pilkada,” kata Siti Zuhro.
Dia menilai, ada hikmah di balik pandemi COVID-19 melanda. Karena minim kontak langsung, bisa menjauhkan kebiasaan praktik buruk pilkada sebelum-sebelumnya.
Oleh karena itu, ia berharap kualitas demokrasi Pilkada langsung jadi meningkat.
“Semoga tidak terlalu kental money politic-nya. Harapannya, ada peningkatan kualitas. Jangan stagnan sarat dengan penyimpangan dan pelanggaran," ungkapnya.
Ia ingin Pilkada kali ini jadi penuh dengan keadaban dan sehat meski dilakukan di saat pandemi serta ada konsolidasi demokrasi tingkat lokal.
"Jangan sampai ada konflik dan silang sengketa yang massif. Kemudian semoga menghasilkan kepala daerah yang good governance. Bukan yang enam bulan sudah di-OTT KPK,” pungkasnya. [Tp]