telusur.co.id - Kabinet sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendeklarasikan perang “panjang dan sulit” terhadap orang Palestina, sementara jumlah korban tewas serangan Palestina terhadap Israel terus melonjak.
Dikutip Presstv, Senin (9/10/23), menurut laporan terbaru dari media Israel, jumlah korban tewas di pihak Israel, termasuk puluhan tentara dan polisi, akibat serangan Hamas mencapai lebih dari 700 orang, ketika pasukan Israel terus berperang melawan para pejuang Hamas, yang telah menyusup ke pemukiman-pemukiman Israel di dekat perbatasan Gaza.
Kementerian Kesehatan Israel juga mengonfirmasi bahwa jumlah korban luka di rumah sakit mencapai 2.048 orang, termasuk 20 orang dalam kondisi kritis dan 330 orang luka berat.
Ada sekitar 700 orang Israel yang terluka dan dirawat di Soroka Medical Center di Beersheba.
Militer Israel mengerahkan ribuan personilnya ke kawasan sekitar Gaza dan bermaksud mengevakuasi semua warga Israel yang tinggal di dekat Jalur Gaza dalam waktu 24 jam.
Kantor Netanyahu mengumumkan bahwa kabinet telah melakukan pemungutan suara untuk menyatakan Israel secara resmi berperang, dan Israel dapat melakukan “aktivitas militer yang signifikan.”
Keputusan tersebut, yang diumumkan pada hari Minggu (8/10/23), secara resmi mengizinkan “pengambilan langkah militer yang signifikan,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Netanyahu memperingatkan perang yang “panjang dan sulit” di masa depan setelah para pejuang Palestina melancarkan serangan rudal dan serbuan darat secara besar-besaran.
“Tahap pertama telah selesai… dengan pemusnahan sebagian besar pasukan musuh yang telah menyusup ke wilayah kami,” kata Netanyahu.
Netanyahu bergabung dengan Panglima Angkatan Udara Tomer Bar di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv ketika pesawat tempur Israel melakukan serangan di Jalur Gaza.
Militer Israel mengatakan puluhan pesawat tempur melancarkan gelombang serangan udara intensif di Jalur Gaza.
Dalam serangan Israel terbaru di Gaza, setidaknya 22 anggota keluarga Abu Daqqa gugur di dekat Khan Younis setelah rumah mereka menjadi sasaran serangan udara Israel. Korban yang gugur antara lain tujuh anak-anak, dan tim penyelamat sipil masih berusaha menyelamatkan enam anggota keluarga yang terjebak di bawah reruntuhan rumah yang hancur.
Israel akan berhenti memasok listrik, bahan bakar dan barang ke Gaza, menurut pernyataan dari kantor Netanyahu pada Sabtu malam.
Sebagian besar wilayah Gaza dilanda kegelapan saat malam tiba setelah pasokan listrik dari Israel diputus pada hari sebelumnya.
Pada hari Sabtu, AS dan negara-negara Barat sekutu Israel lainnya menyatakan dukungan tanpa syarat mereka kepada Israel. AS memperingatkan “pihak mana pun yang memusuhi Israel” agar tidak mengeksploitasi situasi ini.
Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa dukungan negaranya terhadap Israel “sangat kuat dan tak tergoyahkan”.
Bersamaan dengan ini, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa “berpihak pada Israel”, dan bahwa “cobaan berat” ini menjadi tantangan terbaru dari serangkaian tantangan yang panjang akan menjadi “diatasi bersama”. [Tp]