telusur.co.id - Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI Saleh Partaonan Daulay, tak mempermasalahkan pemanggilan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Achmad Purnomo adalah saingan putra Presiden Jokowi dalam pencalonan Bakal Calon Wali Kota Solo dari PDI Perjuangan.

Menurut Saleh, Jokowi dan Achmad Purnomo berasal dari partai politik yang sama, yakni PDI Perjuangan. Jadi, tak ada masalah terkait pemanggilan itu.

"Menurut saya itu boleh-boleh saja, ga ada masalah. Kalau ada orang-orang bilang ini kok dipolitisasi istana, lah istana itu kan lembaga politik," kata Saleh saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/7/20).

Karena, kata Saleh, orang untuk menjadi presiden harus berpolitik dulu, harus didukung partai politik dan harus maju dalam pilpres. Karenanya, istana adalah lembaga politik. 

"Lalu, kalau kemarin misalnya pada saat yang sama presiden baik secara pribadi maupun secara kelembagaan sebagai presiden, yang saya kira agak sulit juga membedakannya pada saat itu, ya itu memanggil lalu menceritakan soal keadaan pilkada di sana (Solo) saya kira ya boleh-boleh saja, ga ada masalah lah, memang apa masalahnya gitu," terang Anggota Komisi IX DPR RI itu. 

Menurut Saleh, yang jadi masalah adalah kalau presiden ikut campur ketika pada saat pilkadanya, memaksakan calon tertentu harus menang, baru itu tidak boleh. 

"Jadi kalau hanya sekedar bicara gitu kan, jangankan yang politisi kayak gitu, semua orang kan diundang ke istana, banya orang datang kok kesana. Ketum-ketum parpol juga diundang, sering diundang kesitu kan, ga ada masalah," ungkapnya.

Terkait adanya komentar banyak pihak bahwa Istana Negara dipakai untuk urusan pribadi bukan urusan negara, menurut Saleh, yang dibicarakan Jokowi bukan urusan pribadi.

"Ya saya kira itu kan bukan urusan pribadi juga, kan itu urusan masyarakat Solo. Nah persoalannya masyarakat Solo silakan menilai, jangan kita menilai. Kalau ditanya boleh gak? Kalo menurut saya boleh, tapi apakah nanti masyarakat Solo menilai pantas atau tidak pantas, ya kembalikan saja ke masyarakat untuk menilai," pungkasnya. [Tp]