telusur.co.id - Sikap Presiden Joko Widodo menyemprot para menterinya terkait masalah penundaan pemilu 2024, kenaikan harga BBM, dan masalah minyak goreng, merupakan sinyal akan dilakukannya reshuffle kabinet. Kemungkinan, menteri non partai bakal didepak dari kabinet Indonesia Maju.

"Sesunguhnya menteri-menteri yang ditegur lah yang rawan kena reshuffle. Apalagi kalau dia sang menteri itu dari non parpol. Jadi, saya melihat akan ada indikasi reshuffle dikemudian hari," kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, kepada wartawan, Kamis (7/4/22).

Ujang menilai, kebiasaan Jokowi sebelum merombak kabinet ialah menegur maupun mengkritik kinerja para pembantunya yang kurang memuaskan.

Dalam konteks Sidang Kabinet beberapa hari lalu, lanjut Ujang, teguran yang dilontarkan Jokowi sangat keras.

"Ketika Pak Jokowi menegur terkait kelangkaan dan mahalnya minyak goreng, juga terkait naiknnya harga pertamax, ini tentu menyentil dan menegur keras sesungguhnya. Karena beliau orang Jawa, ketika menyindir  itu sebuah teguran yang keras," ucapnya. 

Disisi lain, Ujang menganggap, reshuffle kabinet merupakan sebuah keharusan jika dilihat dari kinerja para pembantu Jokowi yang jauh dari harapan.

"Karena banyak kinerja menterinya yang amburadul yang tidak perform, tidak bagus, ya tentu harus di reshuffle. Masak iya kinerja menterinya tidak bagus, ritme kepemimpinannya tidak baik, masak dipertahankan," tukasnya.[Fhr]