Jabatan Panglima TNI Buka Peluang Jenderal Andika Ramaikan Bursa Pilpres - Telusur

Jabatan Panglima TNI Buka Peluang Jenderal Andika Ramaikan Bursa Pilpres

Jenderal TNI Andika Perkasa usai mengikuti fit and proper test di Komisi I DPR RI, Sabtu (6/11/21). (Foto: telusur.co.id/Bambang Tri).

telusur.co.id - Persetujuan DPR RI atas pencalonan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI tampaknya bakal mempengaruhi peta Pilpres 2024.

Begitu disampaikan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan (DPN PKP) Said Salahudin, dalam keterangan yang diterima telusur.co.id, Minggu (7/11/21).

"Kalau selama ini namanya belum muncul dalam hasil survei, maka satu tahun ke depan saya prediksi situasinya mungkin akan lain," kata Said.

Menurut Said, nama Jenderal Andika bisa saja moncer dalam hasil survei sebagai kandidat capres potensial.

"Walaupun saya percaya Pak Andika akan berpegang teguh pada Sapta Marga dan tidak akan pernah mau memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan Pilpres, tetapi kalau rakyat menginginkan beliau, mau bilang apa? Itu kan hak rakyat yang tidak boleh dibatasi," terang Said.

"Rakyat itu kan simpel aja cara berpikirnya," tambahnya.

Menurut Said, rakyat akan mencari sosok yang menurut nalar subjektifnya memiliki kecakapan tertentu. Ada yang senang dengan figur berlatar belakang militer karena tidak diragukan semangat NKRI-nya. Ada yang senang dengan penampilan fisik yang gagah dan murah senyum, dan sebagainya.

"Nah, ciri dan kriteria yang diimajinasikan oleh masyarakat itu boleh jadi dianggap terwakili pada figur Pak Andika. Maka ketika petugas survei bertanya tentang siapa figur capres yang mereka inginkan, nama Jenderal bintang empat itu bisa menjadi jawaban spontan masyarakat sebagai responden survei," urainya.

"Kalau masyarakat sudah menunjukan aspirasinya melalui survei, partai politik mana yang siap mengusung beliau saya kira tinggal menunggu waktu saja," imbuhnya.

Tetapi menurut Said, sekarang ini masyarakat tidak boleh melakukan upaya yang terkesan mendorong-dorong Jenderal Andika bermain politik selama beliau masih menjabat Panglima TNI. Selain tidak etis, hal itu dapat menimbulkan kecanggungan bagi diri Andika sendiri.

Pada tingkat tertentu, lata Said, pastilah akan muncul perasaan tidak enak hati. Pada satu sisi jabatannya menuntut konsentrasi penuh untuk memperkuat pertahanan negara, tetapi di sisi yang lain ada masyarakat menginginkan beliau sebagai capres.

"Nah, di sinilah saya kira masyarakat perlu bersabar dengan lebih memfokuskan diri pada dukungan terhadap beliau untuk menjalankan tugas sebagai Panglima TNI dengan sebaik-baiknya. Barulah nanti dilihat lagi situasinya ke depan akan seperti apa," tandasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar