telusur.co.id - Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu berang dan menanggapi dengan sengit pernyataan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi yang menyatakan bahwa segala bentuk serangan ke fasilitas nuklir Iran adalah ilegal.
Hal itu disampaikan Grossi dalam jumpa pers di Teheran baru-baru ini. Grossi ditanya wartawan soal ancaman Israel dan AS untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, jika “diplomasi untuk mencegah Iran mendapatkan bom nuklir menemui jalan buntu”.
”Segala bentuk serangan militer ke fasilitas nuklir adalah ilegal,” jawab Grossi saat itu.
Dalam sebuah acara televisi pada Minggu (5/3/23) kemarin, Benjamin Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya bahwa Grossi adalah orang kompeten yang mengeluarkan pernyataan tidak relevan.
“Melanggar aturan apa? Apakah Iran, yang secara terbuka ingin menghancurkan kita, mendapatkan izin untuk mengatur sarana pembantai untuk menghancurkan kita? Apakah kita dilarang untuk membela diri? Jelas bahwa kita diperbolehkan melakukan pekerjaan ini,” ujar Netanyahu, dilansir dari Farsnews, Senin (6/3/23).
Kendati Iran sudah menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai, dan hal ini juga sudah diverifikasi berulang kali oleh Tim Pengawas PBB, namun Israel terus mengumbar tudingan bahwa Iran berusaha mendapatkan bom nuklir. Sebab itu, Tel Aviv selalu melakukan tekanan dan memperumit hubungan Iran dengan IAEA.
Grossi beserta delegasinya tiba di Teheran, Iran pada Jumat 3 Maret lalu dan disambut oleh Jubir Badan Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi. Dia melakukan 2 putaran dialog dengan Ketua Badan Energi Atom Iran, Mohammad Eslami. Setelah itu, mereka mengadakan jumpa pers bersama dan menjawab pertanyaan para wartawan.
Grossi juga bertemu dengan Presiden Ebrahim Raisi dan Menlu Hossein Amir Abdollahian. Dalam pertemuan dengan Grossi, Abdollahian menyinggung niat serius Iran untuk mengatasi masalah teknis pengawasan sesegera mungkin. Di lain pihak, Grossi juga menekankan kesiapan IAEA untuk mengatasi masalah melalui jalur teknis. [Tp]