telusur.co.id - Iran mengungkapkan ada puluhan negara yang telah secara resmi mengajukan permohonan pembelian pesawat nirawak (UAV/drone) buatan.
Penasehat Pemimpin Besar Iran untuk urusan militer, Mayjen Rahim Safavi menyatakan tak kurang dari 22 negara telah mengirim permohonan untuk membeli drone Iran.
“Negara-negara calon pembeli drone Iran saat ini ialah Armenia, Tajikistan, Serbia, Aljazair, Venezuela, dan negara-negara lain,” ujarnya seperti dikutip tasnimnews, Selasa (18/10/22).
“Iran, yang dulu mengimpor 80 persen kebutuhan militernya dari luar negeri sebelum kemenangan Revolusi Islam, kini memroduksi 80 persen peralatan pertahanannya,” tambahnya.
Sehari sebelumnya, media Israel mengklaim bahwa drone “Shahed 136” buatan Iran berhasil menantang tentara Ukraina.
Website Israel, Walla, menyebutkan Israel mengikuti dengan cermat lintasan yang akan mempengaruhi konflik di masa depan melawan Iran atau sekutunya di kawasan.
“Meningkatnya penggunaan drone menantang sistem pertahanan Ukraina,” ungkap Walla.
Iran telah beberapa kali, termasuk pada hari Selasa, membantah tuduhan menyuplai drone ke Rusia untuk perang di Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani menyebut tuduhan itu “tidak berdasar,” yang dibuat atas dasar “informasi yang salah dan praduga yang bermaksud buruk.”
Klaim tersebut, tambahnya, disebarkan sebagai bagian dari kampanye politik dan berorientasi pada tujuan yang dikelola oleh media beberapa negara.
Di hari yang sama, Rusia juga menepis laporan dan klaim bahwa Rusia menggunakan drone Iran dalam serangannya di Ukraina.
Saat menanggapi pertanyaan wartawan apakah Moskow menggunakan drone Iran di Ukraina, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pihaknya tidak memiliki informasi seperti itu.
Dia mengungkapkan bahwa teknologi Rusia digunakan dengan nama Rusia. [Tp]