Iran Sesalkan Keputusan AS Kirim Bom Cluster yang Berbahaya ke Ukraina - Telusur

Iran Sesalkan Keputusan AS Kirim Bom Cluster yang Berbahaya ke Ukraina

Bom cluster. (Foto: Fars).

telusur.co.id - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani sangat menyesalkan keputusan Amerika Serikat (AS) untuk mengirim bom cluster terlarang ke Ukraina. Ia pun menyebut hal itu sebagai pertanda Washington bertekad memperpanjang dan memperburuk perang antara Moskow dan Kiev.

Dalam akun Twitternya yang dikutip Fars, Senin (10/7/23) Kanaani menyatakan bahwa keputusan AS untuk menyerahkan bom cluster ke Ukraina mengungkapkan kesediaan Washington untuk menyeret dan semakin memperumit perang tersebut.

Menurut Kanaani, rencana AS itu merupakan contoh baru dari “tindakan destabilisasi” Washington karena ekspor senjata akan secara membabi buta berkontribusi pada lebih banyak pertumpahan darah dan kehancuran.

Gedung Putih  pada hari Jumat lalu mengumumkan bahwa Presiden AS Joe Biden telah mengesahkan pengiriman amunisi konvensional yang ditingkatkan tujuan ganda (DPICM) dalam jumlah yang tidak ditentukan ke Kiev, berdasarkan rekomendasi “dengan suara bulat” dari tim keamanan nasional presiden.

Pentagon telah menilai bahwa Kiev dapat memperoleh manfaat besar dari senjata semacam itu dalam pertempuran mereka melawan Rusia.

Keputusan AS tersebut dikritik oleh Inggris, Jerman, Kanada, Austria dan Spanyol.

Menanggapi hal ini Moskow menegaskan bahwa keputusan Washington untuk mengirim senjata kluster ke Kiev hanya menunjukkan bahwa Ukraina dan para pendukungnya di Barat tidak berdaya untuk mengubah situasi di garis depan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada hari Sabtu menyatakan bahwa penggunaan amunisi baru ini hampir tidak akan mempengaruhi kampanye militer Rusia, tetapi akan memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi warga sipil.

Dia menilai bom-bom ini tidak lain adalah “senjata ajaib”  Washington dan Kiev yang dipertaruhkan, tanpa memikirkan konsekuensi keras dari tindakannya.

Menurutnya, penggunaan amunisi demikian sebelumnya di Timur Tengah dan bagian lain dunia telah menunjukkan bahwa bom-bom itu bisa tetap tidak meledak untuk jangka waktu yang lama dan meledak setelah konflik berakhir.

“Melalui pengiriman amunisi cluster, Washington secara de-facto menjadi kaki tangan dalam menambang wilayah (Ukraina) dan akan berbagi tanggung jawab penuh atas kematia anak-anak Rusia dan Ukraina,” tegas Zakharova.

Penggunaan bom cluster juga dikecam oleh PBB dan Human Rights Watch (HRW). Amunisi itu dilarang berdasarkan konvensi PBB pada tahun 2008, dan lebih dari 110 negara telah bergabung dengan perjanjian tersebut sejak saat itu. [Tp]


Tinggalkan Komentar