telusur.co.id - Wakil Menteri Pertahanan Iran Brigjen Mehdi Farahi menyatakan bahwa negaranya siap mempertahankan diri terhadap kemungkinan serangan biologi dan kimia. Ia juga menyatakan, Kementerian Pertahanan telah melengkapi puluhan kota di Iran dengan sistem pertahanan sipil untuk memantau dan menggagalkan plot berbahaya.
“Hari ini, bentuk pertempuran menjadi lebih rumit, tergantung pada kekuatan negara, dan pada kenyataannya perang hibrida," kata Farahi, seperti dikutip FarsNews, Senin (5/9/22).
Ia juga menyebutkan bahwa perang demikian, termasuk serangan radioaktif, biologis, dan siber, sedikit banyak menggeser perang klasik dan tradisional.
Dia menambahkan, Kementerian Pertahanan Iran telah mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menggagalkan semua jenis ancaman biologis, radioaktif dan kimia.
Dia juga menekankan keharusan Angkatan Bersenjata mendapatkan kesiapan yang diperlukan untuk membuat keputusan dalam kemungkinan pertempuran di masa mendatang.
“Kementerian Pertahanan Iran telah melengkapi 51 kota di seluruh negeri dengan sistem pertahanan sipil untuk memantau dan menggagalkan setiap ancaman dalam tempo sesingkat mungkin,” lanjut pejabat pertahanan itu.
Farahi mencatat bahwa peralatan pertahanan sipil demikian akan membantu Angkatan Bersenjata Iran menjalankan misi seperti mengidentifikasi dan memantau ancaman melalui penggunaan dan koordinasi infrastruktur perangkat keras dan dukungan perangkat lunak sepanjang waktu berdasarkan jenis ancaman dan risiko.
Jika ada ancaman terhadap negara, menurutnya, Angkatan Bersenjata tidak akan lengah, melainkan akan dapat mengambil “tindakan yang paling tepat dalam waktu sesingkat mungkin untuk mengidentifikasi, menghalau, dan menanggapi ancaman”.
Petinggi militer Iran itu menekankan, semua sektor pertahanan perlu menyusun rencana yang proporsional dengan laju perubahan dan kemajuan teknologi di dunia. [Tp]
Iran Nyatakan Siap Hadapi Ancaman Senjata Biologi dan Kimia

Ilustrasi senjata biologi. (Ist).