telusur.co.id - Duta Besar dan Wakil Tetap Iran untuk PBB Amir Saeed Iravani menekankan bahwa kehadiran negaranya di Suriah sepenuhnya sah, dan memperingatkan bahwa Iran akan mengambil langkah tegas untuk melindungi penasehat dan kepentingan militernya dari setiap ancaman yang ditimbulkan oleh AS atau pihak lain.
Pernyataan itu disampaikan Iravani dalam suratnya pada hari Senin (3/4/23) kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan kepala Dewan Keamanan, sembari menekankan bahwa kehadiran Iran di Suriah benar-benar legal dan atas permintaan Damaskus.
Dia menyatakan demikian setelah dua penasihat militer Iran yang ditempatkan di Suriah gugur akibat serangan Israel terhadap Damaskus. Menyusul serangan itu, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengeluarkan peringatan keras kepada Israel, dan bersumpah akan melakukan pembalasan atas pembunuhan penasihat militernya di Suriah.
Selain itu, Duta Besar AS untuk PBB sebelumnya juga telah menulis surat yang ditujukan kepada presiden Dewan Keamanan dalam upaya untuk melegitimasi pelanggaran hukum internasional negaranya yang sedang berlangsung di Suriah dengan menuduh Iran mendukung apa yang dia sebut kelompok milisi non-negara.
Iravani menegaskan, Republik Islam Iran memiliki hak yang melekat untuk membela diri di bawah hukum internasional dan akan mengambil langkah tegas untuk melindungi pasukan, kepentingan, dan fasilitasnya dari ancaman atau tindakan melanggar hukum apa pun yang dilakukan oleh AS atau lainnya.
Dia juga mengutuk keras serangan militer yang melanggar hukum oleh pasukan AS terhadap infrastruktur sipil di Suriah yang mengakibatkan hilangnya nyawa warga sipil tak berdosa secara tragis dan kerusakan parah pada infrastruktur Suriah.
“AS harus memikul tanggung jawabnya untuk melakukan kejahatan keji yang telah melanggar kedaulatan nasional dan integritas wilayah Suriah, Piagam PBB serta aturan dasar hukum humaniter internasional,” katanya, dikutip dari Mehrnews, Rabu (5/4/23).
Iravani menyebutkan, Suriah telah secara eksplisit dan berulang kali menyatakan bahwa kehadiran pasukan AS di wilayahnya adalah ilegal dan merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan nasional dan integritas wilayah Suriah.
“Sedangkan, kehadiran Iran di Suriah sepenuhnya legal dan berdasarkan permintaan dan persetujuan resmi dari pemerintah Suriah untuk memberikan bantuan dan dukungan (ke Damaskus) dalam perang melawan terorisme,” terangnya.
Dia menekankan bahwa Iran benar-benar berkomitmen untuk “kedaulatan nasional Suriah, integritas teritorial, persatuan, dan kemerdekaan politik”.
“AS harus mengakui bahwa penjarahan sumber daya Suriah yang berkelanjutan, pendudukan berkelanjutan atas wilayah Suriah, dan dukungannya untuk separatis adalah penyebab utama konfrontasi rakyat Suriah melawan pasukan militer AS, dan tidak dapat melemparkan tanggung jawab atas kesalahan dan kejahatannya terhadap orang lain,” ungkapnya.
Sejak 2011, Suriah dicengkram kelompok militanyang didukung asing, akibatnya ISIS dan kelompok-kelompok teroris lain bermunculan di negara ini. [Tp]