telusur.co.id - Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan 16th Asean Ministerial Meeting on the Environment (AMME) atau pertemuan tingkat menteri bidang lingkungan hidup se-ASEAN ke-16. Digelar secara virtual karena pandemi.
Pertemuan AMME tahun 2021 ini membahas perkembangan kerja sama bidang lingkungan hidup di ASEAN, antara lain isu mengenai, Konservasi alam dan keanekaragaman hayati, Lingkungan pesisir dan laut, Manajemen sumber daya air, Kota ramah lingkungan, Bahan kimia dan limbah, Pendidikan lingkungan serta isu konsumsi dan produksi berkelanjutan; dan Perubahan iklim.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar memaparkan, pembentukan dan operasionalisasi ACC THPC ini dapat memperkuat implementasi yang lebih cepat dan efektif dari semua aspek Perjanjian Bebas Kabut Asap.
"Pertemuan ini juga mencatat kemajuan dalam finalisasi pembentukan ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACC THPC) di Indonesia, " ujar Siti dalam twitternya @SitiNurbayaLHK, Sabtu (23;10/2021).
Disisi lain Siti juga menjelaskan adanya patroli terpadu, pelibatan masyarakat (Masyarakat Peduli Api), modifikasi cuaca, pemadaman udara dan penegakan hukum. Strategi pengelolaan lahan gambut berkelanjutan akan terus ditingkatkan.
"Alhamdulillah berkat doa dan kerja keras banyak pihak, selama dua tahun berturut-turut (2020 dan 2021), Indonesia berhasil terhindar dari prediksi banyak pihak akan terjadinya duet bencana Karhutla dan Covid-1," bebernya.
Jumlah hotspot berdasarkan satelit Terra/Aqua LAPAN periode 1 Januari 2021 s.d. tanggal 20 Oktober 2021 (Confidence Level ≥ 80%), tercatat penurunan dari 1.296 titik api di 2020, menjadi 1.369 titik api atau turun 51,37%.
"Pencegahan karhutla di Indonesia telah dilakukan melalui serangkaian kebijakan, tindakan korektif, dan aksi di lapangan yaitu pengelolaan ekosistem gambut, peringatan dini dan deteksi dini, " tutupnya. (Fie)