telusur.co.id -Presiden Joko Widodo telah mengumumkan nama-nama menteri yang masuk dalam Kabinet Indonesia Maju.
Ada sejumlah menteri yang dipertahankan oleh Presiden Jokowi di kabinet periode yang kedua ini. Strategi Jokowi itu dinilai sebagai langkah untuk meneruskan proyek prestisius yang telah dimulainya di periode pertamanya.
"Skema ini sengaja dirancang untuk mewujudkan mimpi besar Jokowi. Sebenarnya tidak banyak yang berubah," kata Direktur Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo dalam diskusi bertajuk 'Membaca Profil Kabinet Gado-gado' di DPP Perhimpunan Gerakan Keadilan (PGK), Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/19).
Alasan itulah, kata Karyono, kenapa Jokowi tetap mempertahankan Sofyan Djalil sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang Republik Indonesia (ATR/BPN).
Selain Sofyan, Jokowi juga tetap mempertahankan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, Basuki Hadimuljono sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Budi Karya Sumadi sebagai Menteri Perhubungan.
Karyono menyebut empat menteri ini dibutuhkan Jokowi untuk melanjutkan proyek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
"Termasuk soal pemindahan, Jokowi pertahankan Sofyan juga. Ini melanjutkan proyek pemindahan (ibu kota)," terang dia.
Lebih lanjut Karyono menilai, bahwa penyusunan kabinet Jokowi seperti gado-gado alias campuran. Pasalnya, komposisi kabinet kali ini diisi oleh orang dari berbagai latar belakang, seperti dari partai politik, praktisi dan pengusaha.
Namun, meski masih banyak diisi oleh tokoh partai politik, menurut dia, dalam kabinet yang baru ini tidak ada perombakan signifikan yang dilakukan Jokowi.
Menurut Karyono, yang baru adalah dengan mengakomodir mantan rivalnya di dua Pilpres, Prabowo Subianto dan menempatkan Mahfud MD dari kalangan sipil sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).
"Ini sudah terjadi di era SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), mengakomodir kompetitor. Bukan barang baru. Yang baru ialah dalam kabinet gado-gado ini ialah menteri dari mantan capres," kata dia.
Selain Karyono, hadir dalam dislusi tersebut, Ketua Umum DPP PGK, Bursah Zarnubi, Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu, dan Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno. [asp]
Laporan : Fahri Haidar