telusur.co.id - Perusahaan induk Facebook, Instagram dan WhatsApp, Meta Platforms Inc, kembali akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap para karyawan.
Juru bicara Meta, Nkechi Nneji mengatakan, CEO Mark Zuckerberg menyetujui rencana perusahaan memangkas 10.000 karyawan lagi dalam beberapa bulan mendatang. Pemberitahuan Zuckerberg menyebut restrukturisasi dan PHK di grup teknologi Meta akan berlangsung pada bulan April 2023.
Pengurangan 10.000 pekerja ini menandai putaran kedua PHK yang signifikan di Meta. Sebelumnya, pada November lalu Meta telah PHK sekitar 13 persen dari tenaga kerjanya, atau 11.000 pekerjaan, dalam satu putaran pemotongan terbesar dalam sejarahnya.
Meta mengatakan PHK ini bagian dari efisiensi, karena perusahaan lagi memperbaiki keuangan akibat penurunan pendapatan iklan yang berulang.
Selain itu, persaingan yang meningkat di industri digital juga ikut mempengaruhi pertumbuhan pengguna yang menimbulkan kerugian besar.
Zuckerberg juga telah mengambil tanggung jawab atas perekrutan berlebihan di awal pandemi, ketika ada permintaan yang kuat untuk produk perusahaan dan iklan online, yang agak menurun begitu dunia dibuka kembali.
Zuckerberg mengatakan bulan lalu dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan waktu hingga akhir tahun ini untuk menyelesaikan proses restrukturisasi stafnya.
"Seperti yang saya bicarakan tentang efisiensi tahun ini, saya telah mengatakan bahwa bagian dari pekerjaan kami akan melibatkan pemindahan pekerjaan dan itu akan berguna untuk membangun perusahaan yang lebih ramping dan lebih teknis serta meningkatkan kinerja bisnis kami untuk memungkinkan jangka panjang kami visi," kata Zuckerberg dalam pernyataan di Maret 2023 lalu.
Pegawai yang kena di tahapan awal ini adalah yang bekerja di bidang teknis. Melalui LinkedIn, karyawan Meta yang bekerja di bidang user experience, software engineer, graphics programming dan sejenisnya mengungkap mereka telah di-PHK. Tahapan selanjutnya adalah pegawai di divisi bisnis.
Wall Street sendiri menyambut baik perampingan Meta tersebut. Saham Meta telah melonjak 81% tahun ini setelah kehilangan sekitar dua pertiga nilainya tahun lalu. Pendapatan mereka menurun selama tiga kuartal berturut-turut.
Saat bisnis intinya turun terkait kemerosotan iklan online, Meta menghabiskan miliaran dolar mengembangkan teknologi metaverse, yang sejauh ini belum terlihat hasilnya. Unit Reality Labs yang bertugas membangun metaverse, mencatat total kerugian di tahun 2022 sebesar USD 13,72 miliar. [Fhr]