telusur.co.id - Kelompok pejuang Hizbullah Lebanon mengumumkan pihaknya telah menjatuhkan pesawat nirawak (drone) Israel di Lebanon selatan dekat perbatasan dengan Israel.
Dikutip Al Jazeera, Selasa (27/6/23), dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh media militer I’lam al-Harbi milik Hizbullah, Senin (26/6/23), Hizbullah mengaku telah “menembak jatuh sebuah drone Israel yang memasuki wilayah udara Lebanon, dekat Zibqin di selatan.
Media itu menerbitkan gambar dan klip video drone tersebut, yang katanya “dilengkapi dengan dua kamera berkualitas tinggi”, dan tampaknya tidak mengalami kerusakan serius.
Di pihak lain, dikutip Reuters, militer Israel mengatakan satu unit pesawat nirawaknya jatuh di wilayah Lebanon selama aktivitas rutin dan bahwa tidak ada risiko data terhapus darinya.
Insiden itu terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel, terutama di daerah sengketa yang dikenal sebagai Perkebunan Shebaa.
Selama beberapa hari terakhir, para pejabat Israel telah memperingatkan Hizbullah agar tidak “melakukan kesalahan yang dapat menyebabkan perang besar-besaran.”
Pada tanggal 21 Mei, pejuang Hizbullah melakukan manuver militer di Lebanon selatan (Israel utara), mensimulasikan penyerbuan pemukiman Zionis, mengendalikan situs militer Israel dan menangkap tentara, untuk mengantisipasi gerakan militer Israel.
Awal bulan ini, tentara Israel menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa Lebanon yang melempari pasukan dengan batu di sepanjang perbatasan. Beberapa pengunjuk rasa dan pasukan Lebanon mengalami masalah pernapasan.
Protes terjadi di tepi perbukitan Kfar Chouba, yang menurut Beirut adalah tanah Lebanon yang diduduki Israel.
Perbukitan dan Peternakan Shebaa di dekatnya direbut oleh Israel selama perang 1967 dan diklaim oleh Lebanon.
Media Israel melaporkan awal bulan ini bahwa Hizbullah telah mendirikan dua tenda di sana “di wilayah Israel”. Tidak ada komentar dari Hizbullah.
Pada tahun 2019, Hizbullah berjanji untuk menembak jatuh drone Israel, menyusul ketegangan berminggu-minggu yang mencakup serangan dua pesawat drone yang menurut Hizbullah dilakukan Israel terhadap pangkalan Hizbullah di pinggiran selatan Beirut.
Dan pada musim panas 2022, Hizbullah meluncurkan tiga drone tak bersenjata menuju wilayah maritim yang disengketakan antara Lebanon dan Israel sebelum tercapai kesepakatan tentang perbatasan laut.
Hizbullah adalah pemain utama dalam arena politik di Lebanon, dan memiliki gudang senjata yang sangat besar, termasuk rudal presisi, yang selalu diperingatkan Israel.
Lebanon dan Israel secara resmi berperang. Pada tahun 2006, Lebanon dilanda perang berdarah antara Israel dan Hizbullah yang berlangsung selama 33 hari, di mana 1.200 orang tewas di Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan 160 orang Israel juga tewas, sebagian besar tentara. [Tp]