telusur.co.id - Dalam peringatan Hari Quds Internasional Jumat (14/4/23) kemarin, pemimpin Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah juga menyinggung sejumlah isu, termasuk agresi Israel ke Suriah beberapa waktu lalu.
“Sehubungan dengan Suriah dan kenapa agresi Israel tidak dibalas, ini adalah masalah yang sudah dipertimbangkan masak-masak oleh Kepresidenan Suriah. Ketika Tentara Suriah sedang berada di sebuah garis perang sepanjang ratusan kilometer, mereka tidak diharapkan untuk menciptakan sebuah front lain. Mungkin saja kelompok-kelompok bersenjata akan menyalahgunakan segala bentuk konfrontasi (Suriah) dengan Israel,” kata Sayyid Nasrallah, dilansir Farsnews, Sabtu (15/4/23).
“Sikap Suriah di hadapan agresi Israel bisa saja berubah tiap saat. Hasil dari kalkulasi keliru musuh juga mungkin akan terlihat kapan pun. Apa yang terjadi pekan lalu terkait serangan drone di selatan Suriah adalah tanda adanya perubahan dalam sikap Damaskus.”
Sekjen Hizbullah itu lalu memperingatkan Israel bahwa tindakan bodohnya di Quds (Yerusalem), Tepi Barat, Gaza, Lebanon, atau Suriah bisa menyeret Timur Tengah ke sebuah perang besar.
“Saya katakan kepada musuh bahwa ini permainan berbahaya. Berhati-hatilah, karena Quds adalah garis merah. Mereka terlalu takut untuk mengusik Iran. Dari Lebanon, yang di tahun 2000 memenangkan perang, kita bersama Imam Khomeini dan Imam Khamenei, juga semua pemimpin Muslim dan Kristen, menegaskan bahwa kami memihak Palestina dan tidak akan meninggalkannya,” tegas Sayyid Nasrallah. [Tp]]