telusur.co.id - Dua hari ini publik sedang dihebohkan dengan viralnya postingan video pendeta Saifudin Ibrahim yang menantang duel carok Menko Polhukam Mahfud MD.
Postingan video Saifuddin Ibrahim merespons tanggapan Mahfud MD yang mempersoalkan keinginan pendeta Saifuddin yang menginginkan 300 ayat Al Qur'an untuk dihapus.
Menanggapi hal itu, Ketua Himpunan Generasi Muda Madura (Higemura) Muhlis Ali mengecam keras beredarnya video pendeta Saifuddin Ibrahim yang menantang duel carok Mahfud MD.
"Tantangan carok yang diucapkan seseorang terhadap orang lain akan berakibat fatal, kalimat carok tidak bisa ducapkan begitu saja. Karena bagi orang Madura, carok adalah cara terakhir dalam menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh rasa malu seseorang, seperti contoh kasus perselingkuhan," kata Muhlis di Jakarta, Jumat (18/3/22).
Menurut Muhlis, ucapan carok yang disampaikan pendeta Saifudin Ibrahim akan berdampak panjang dan akan menimbulkan kemarahan warga Madura.
Bagi warga Madura, kata Muhlis, Mahfud MD adalah asset dan tokoh Madura yang harus dijaga harkat dan martabatnya.
"Mahfud MD adalah tokoh kebanggaan dan panutan yang selama ini banyak berkontribusi untuk Madura dan kepentingan nasional," ungkapnya.
Karenanya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Himpunan Generasi Muda Madura mendesak agar pendeta Saifudin Ibrahim segera ditangkap.
"Harus diproses hukum pernyataannya yang meminta 300 ayat Al Qur'an dihapus dan tantangan carok terhadap Mahfud MD, agar tidak menimbulkan gejolak di kalangan ummat Islam dan warga Madura," tegasnya.
"Mendesak kepada kepada Persekutuan Gereja-gereja Indonesia atau pihak-pihak yang berwenang agar memberikan sanksi serta mencabut posisinya sebagai pendeta," pungkasnya. [Tp]