telusur.co.id - Jelang Idul Fitri, harga komoditas pangan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan harga ini diduga karena adanya permainan mafia pangan yang ada di Indonesia.

"Persoalan kenaikan pangan memang telah menjadi kebiasaan buruk di Indonesia. Problemnya karena selama ini Negara kurang kuat menghadapi para mafia bahan pokok," ujar anggota Komisi VI DPR, Nasim Khan dalam keterangannya. 

Selama pemerintah tidak bisa melawan mafia pangan, ujar Nasim, maka pemerintah sulit untuk melakukan stabilitas harga pangan. "Pemerintah tolong jangan kalah dari mafia. Berantas mafia perdagangan itu hingga ke akar-akarnya," pinta Nasim.

Kedepan, Pemerintah harus melakukan langkah tegas mengurai benang kusut ini agar persoalan kenaikan harga yang menjadi kebiasaan buruk sejak lama dapat dituntaskan. Bahkan, setiap Ramadan selalu mengalami kenaikan harga. 

"Kenaikan harga pangan sebenarnya tidak berkaitan dengan Ramadan. Ramadan itu bulan suci, bukan momen kenaikan harga. Harusnya di bulan suci ini harga pangan murah, agar rakyat bisa beribadah selama sebulan penuh dengan hati tenang," harapnya. 

Seperti diketahui berbagai kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi seperti daging sapi, kedelai, minyak goreng dan lainnya. [ham]