telusur.co.id - Anggota senior Hamas Salah al-Bardawil mengatakan, masa depan sangat kelam akan menanti Israel, dan perluasan perlawanan juga menandai masa depan Israel yang buruk dan sistem koordinasi keamanan.
Para pemimpin Israel yang ketakutan akan meningkatnya kemampuan faksi perlawanan Palestina di Tepi Barat, selama beberapa bulan terakhir berusaha keras untuk mengontrol kondisi kawasan ini, dan berulang kali menyerang berbagai wilayah Tepi Barat, khususnya Kamp Jenin, tapi mereka menghadapi perlawanan keras pejuang Palestina.
Seperti dilaporkan IRNA, Jumat (14/7/23) mengutip media-media Palestina, Salah al-Bardawil, anggota senior Hamas mengungkapkan, perlawanan di Jenin, garis serang muqawama dan peristiwa hari ini adalah persiapan untuk ledakan menyeluruh.
Seraya merujuk bahwa perlawanan di Jenin bangkit karena tekad pejuang perlawanan dan dukungan mereka, al-Bardawil mengatakan, Hamas menganggap sakral dan suci hubungan antara medan tempur bagi dirinya, dan Gaza tidak akan meninggalkan medan perang apa pun di Palestina.
Pejabat Hamas ini seraya menjelaskan bahwa Gaza mendukung perlawanan di Tepi Barat Sungai Jordan, menambahkan, Tepi barat sejak tahun 2007 menghadapi tekanan Israel dan pemukim Yahudi.
Ia juga menjelaskan bahwa kejahatan Israel mengindikasikan tingkat ketakutan mereka terhadap rakyat Palestina di Tepi Barat.
"Perlawanan di Tepi Barat harus mengadopsi strategi mengejutkan Israel," papar al-Bardawil.
Rezim Israel pekan lalu melancarkan serangan besar-besaran ke kota Jenin di utara Tepi Barat dan menggugurkan 12 warga Palestina serta melukai 140 orang lainnya. Selama serangan brutal yang berlangsung selama 48 jam, puluhan warga Palestina lainnya ditangkap. Agresi Israel ini juga menghancurkan sejumlah gedung dan infrastruktur kota Jenin. [Tp]